TEMPO.CO, Jakarta - Seorang wali kota di Filipina memerintahkan pegawai negeri di kotanya untuk tersenyum saat melayani warga. Jika tidak, mereka terancam didenda enam bulan gaji.
Aristoteles Aguirre, putra seorang mantan menteri kehakiman di pemerintahan presiden Rodrigo Duterte, mengatakan aturan itu diambil karena masyarakat, terutama petani dan nelayan kelapa, mengeluhkan pegawai Balai Kota Mulanay di Provinsi Quezon yang kasar.
Sejumlah warga harus melakukan perjalanan satu jam dari desa mereka yang jauh ke balai kota Mulanay. “Ketika tiba, mereka kecewa dengan sikap pegawai Balai Kota,” kata Aguirre seperti dilansir France24 Jumat 22 Juli 2022.
Aturan barunya menuntut mereka juga menunjukkan ketenangan, ketulusan dan menciptakan suasana bersahabat. Sebelum mencalonkan diri dalam pemilihan 9 Mei, Aguirre adalah seorang terapis okupasi. Dalam kampanye, dia bertekad mengubah sikap pegawai pemerintah.
“Kami harus menjadi kotamadya yang ramah bisnis,” kata Aguirre. PNS yang tidak patuh dapat dihukum dengan gaji enam bulan atau dipecat.
Namun, menegakkan aturan senyum menyulitkan di saat pandemi karena rakyat Filipina masih diharuskan memakai masker wajah. Tapi Aguirre menegaskan orang bisa merasakan jika seseorang tersenyum di balik masker. “Ini hanya untuk mengirimkan getaran yang baik kepada PNS dan warga.”
Baca juga: Presiden Filipina Veto RUU Usulan Saudara Perempuannya Sendiri
SUMBER: FRANCE24