TEMPO.CO, Jakarta - Richard Moore, Kepala Badan Intelijen Inggris (SIS) pada Kamis, 21 Juli 2022, mengaku pesimis kalau pemimpin Iran tertinggi Ayatollah Ali Khamenei ingin menghidupkan kembali kesepakatan nuklir dengan negara-negara kekuatan dunia. Tehran pun tidak mencoba melakukan upaya dialog.
Menurut Moore, pihaknya masih yakin bahwa menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran atau 2015 Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) adalah cara terbaik untuk membatasi program nuklir Iran. Badan Intelijen Inggris dikenal pula dengan sebutan M16.
Di bawah kesepakatan JCPOA, Iran harus membatasi program nuklirnya. Sebagai imbalannya, sanksi – sanksi ekonomi ke Iran akan dilonggarkan.
“Saya tidak yakin kita bisa sampai ke arah sana (menghidupkan lagi JCPOA). Saya rasa pemimpin Iran tertinggi ingin memangkas kesepakatan. Warga Iran pun tak menginginkan adanya perundingan sehingga mereka (Iran) masih bisa sedikit lebih lama menjalankannya (program nuklir),” kata Moore, dalam Aspen Security Forum di Colorado, Amerika Serikat.
Semenjak mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menarik diri kesepakatan JCPOA dan memberlakukan lagi sanksi-sanksi ke Iran pada 2018, Iran telah melanggar sejumlah kesepakatan terkait aktivitas nuklirnya. Iran memperkaya uraniumnya hingga mendekati ke tingkat pembuatan senjata.
Negara-negara kekuatan dunia memperingatkan kalau tindakan Iran sudah semakin dekat ke arah pembuatan bom nuklir. Iran menyangkal tuduhan itu.
Amerika Serikat di bawah pemerintahan Joe Biden berusaha menghidupkan kembali kesepakatan JCPOA. Namun sejumlah diplomat adri Inggris, Amerika Serikat dan Prancis, telah mempertanyakan tanggung jawab Iran karena dianggap sudah gagal menghidupkan kembali kesepakatan JCPOA usia lebih dari setahun dilakukan serangkaian negosiasi.
“Saya rasa kesepakatan sudah siap. Negara-negara kekuatan dunia, yang ada di Eropa, dan Pemerintah Amerika Serikat sudah cukup jelas mengenai hal ini, namun tidak untuk Cina serta Rusia dalam hal ini, yang mungkin akan membloknya. Tetapi, saya pun melihat warga Iran menginginkan hal ini,” kata Moore.
Iran menilai rangkaian perundingan nuklir berlangsung positif, namun Amerika Serikat adalah pihak yang disalahkan karena gagal memberikan jaminan. Iran pun menuntut kepastian kalau Pemerintah Amerika yang baru, tidak akan mengabaikan kesepatakan JCPOA seperti yang dilakukan Trump.
Sumber: Reuters
Baca juga: Iran Jatuhkan Sanksi ke 61 Warga Amerika Serikat, Hanya Basa-Basi?
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.