TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan tidak mungkin memisahkan Rusia dari negara-negara lain. Sanksi yang dijatuhkan oleh negara-negara Barat tidak akan mengubah perkembangan Rusia.
Rusia telah dihantam dengan rentetan sanksi Barat yang dirancang untuk mengisolasinya dari ekonomi global. Sanksi dikenakan setelah Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022. Akibatnya sanksi menutup akses Rusia ke barang-barang elektronik komersial, semikonduktor dan suku cadang pesawat.
“Bukan hanya pembatasan tetapi penutupan akses ke produk-produk hi-tech asing secara sengaja terhadap kami,"ujar Putin pada Senin, 18 Juli 2022 saat berbicara pada konferensi video dengan tokoh-tokoh pemerintah.
“Jelas bahwa ini adalah tantangan besar bagi Rusia tetapi kami tidak akan menyerah,” ujarnya. Putin mengatakan Rusia harus mengembangkan teknologi dan perusahaan teknologi dalam negerinya sendiri.
Menteri Keuangan Anton Siluanov mengatakan dukungan untuk sektor teknologi Rusia adalah prioritas. Namun setiap rubel dukungan negara harus disertai dengan tiga rubel investasi swasta.
Para menteri luar negeri Uni Eropa mengatakan pada hari Senin bahwa sanksi yang dijatuhkan terhadap Moskow berhasil. Namun sanksi tersebut juga mengancam pasokan energi Uni Eropa.
Pekan lalu, Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban mengecam kebijakan tersebut. Sanksi terhadap Rusia lebih merugikan untuk Eropa.
“Beberapa pemimpin Eropa telah mengatakan bahwa sanksi itu sebuah kesalahan,” kata Kepala Kebijakan Uni Eropa Joseph Borrell kepada wartawan saat ia tiba di markas Uni Eropa pada Senin. Uni Eropa menggelar pembicaraan menutup celah dalam rezim sanksi dan meningkatkan tekanan pada Rusia.
“Itu yang harus kami lakukan dan kami akan terus melakukannya,” ujarnya.
Baca: Putin Dibuat Kartun Badut oleh Media Swiss, Rusia Geram dan Mengancam
AL JAZEERA