TEMPO.CO, Jakarta - Iran menjatuhkan sanksi pada 61 orang Amerika Serikat, termasuk mantan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, karena mendukung kelompok pembangkang Iran, kata Teheran, Sabtu, 16 Juli 2022.
Sansi ini dijatuhkan di tengah pembicaraan berbulan-bulan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015.
Warga AS lain yang masuk daftar hitam Kementerian Luar Negeri Iran karena menyuarakan dukungan untuk kelompok pembangkang Mujahidin-e-Khalq (MEK) yang diasingkan, termasuk pengacara pribadi mantan Presiden Donald Trump, Rudy Giuliani, dan mantan penasihat keamanan nasional Gedung Putih John Bolton.
Sanksi, yang dikeluarkan terhadap orang penting Amerika di masa lalu dengan berbagai alasan, memberi hak otoritas Iran menyita aset apa pun yang mereka miliki di Iran. Langkah-langkah tersebut, diumumkan ketika Presiden Joe Biden mengakhiri perjalanannya di Timur Tengah, sebagian besar tampak simbolis mengingat kemungkinan tidak adanya aset tersebut.
Giuliani, Pompeo dan Bolton, semuanya dari Partai Republik, telah dilaporkan secara luas telah mengambil bagian dalam acara MEK dan menyuarakan dukungan untuk kelompok tersebut. Baik Pompeo dan Bolton bertugas di bawah Trump.
Iran memberlakukan sanksi terhadap 51 orang Amerika pada Januari dan 24 lainnya pada April.
Pembicaraan tidak langsung Iran dengan Amerika Serikat tentang menghidupkan kembali pakta nuklir 2015 dimulai pada November di Wina dan berlanjut di Qatar pada Juni. Namun negosiasi menghadapi kebuntuan selama berbulan-bulan.
Pada 2018, Trump mengabaikan kesepakatan itu, menyebutnya terlalu lunak terhadap Iran, dan menerapkan kembali sanksi keras AS, sehingga mendorong Teheran untuk melanggar batas nuklir dalam pakta tersebut.
Pemerintahan Biden berjanji untuk mendukung semua orang Amerika meskipun ada ketidaksepakatan mengenai politik atau kebijakan.
"Amerika Serikat akan melindungi dan membela warganya. Ini termasuk mereka yang melayani Amerika Serikat sekarang dan mereka yang dulu bertugas," kata juru bicara Departemen Luar Negeri, Sabtu.
"Kami bersatu dalam tekad kami melawan ancaman dan provokasi, dan kami akan bekerja dengan sekutu dan mitra kami untuk mencegah dan menanggapi setiap serangan yang dilakukan oleh Iran."
Reuters