TEMPO.CO, Jakarta - Kantor Kementerian Luar Negeri Inggris memanggil Duta Besar Rusia Andrei Kelin untuk menyatakan "keprihatinan mendalam" atas kematian seorang pekerja bantuan Inggris di tahanan wilayah Ukraina yang diduduki Rusia.
"Saya terkejut mendengar laporan kematian pekerja bantuan Inggris Paul Urey saat berada dalam tahanan proksi Rusia di Ukraina. Rusia harus memikul tanggung jawab penuh untuk ini," kata Menteri Luar Negeri Liz Truss, Jumat, 15 Juli 2022.
"Mereka yang bertanggung jawab akan dimintai pertanggungjawaban."
Seorang pejabat di Republik Rakyat Donetsk (DPR) yang memproklamirkan diri lepas dari Ukraina, mengumumkan kematian Paul Urey pada Kamis, 14 Juli 2022.
Kematiannya juga dikonfirmasi oleh Presidium Network badan amal Inggris, yang menggambarkan korban sebagai pekerja kemanusiaan dan menyangkal bahwa dia memiliki latar belakang militer.
Urey, 45 tahun ditahan dan didakwa dengan "melakukan kegiatan tentara bayaran" oleh separatis di DPR, sebuah entitas yang memisahkan diri dari Ukraina dan hanya diakui oleh Rusia, Suriah dan Korea Utara.
Urey ditangkap di tenggara Ukraina pada akhir April ketika mencoba membantu seorang wanita yang telah diberi izin untuk bepergian ke Inggris meninggalkan wilayah yang dikuasai Rusia, kata Presidium Network.
Dia dihentikan di sebuah pos pemeriksaan, ditahan dan didakwa dengan "kegiatan tentara bayaran" oleh separatis di DPR.
Presidium Network mengatakan Kementerian Luar Negeri Inggris telah memberi tahu keluarga Urey tentang kematiannya. Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya "segera mencari klarifikasi dari pemerintah Rusia atas laporan media bahwa seorang pekerja bantuan Inggris telah meninggal di Ukraina."
Daria Morozova, yang menyatakan sebagai ombudsman hak asasi manusia di Republik Rakyat Donetsk, mengatakan di media sosial bahwa Urey menderita diabetes dan masalah pernapasan, ginjal, dan kardiovaskular.
"Di pihak kami, terlepas dari beratnya dugaan kejahatan, Paul Urey diberikan bantuan medis yang sesuai. Namun, karena diagnosis dan stres, dia meninggal pada 10 Juli," katanya.
Ibu korban, Linda Urey menyalahkan pemerintah Rusia dan para penculiknya atas kematian korban.
"Mereka membiarkannya mati di sana, dan saya ingin tahu mengapa mereka membiarkannya mati," katanya seperti dikutip BBC.
Presidium Network mengatakan Urey sebelumnya telah menghabiskan delapan tahun sebagai kontraktor sipil di Afghanistan. Dia telah tinggal di Leyland, Lancashire, sebelum bepergian ke Ukraina.