Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pusing Miskin, Para Pemuda Zimbabwe Minum Rebusan Popok Bayi untuk Mabuk

Reporter

image-gnews
Seorang pedagang kaki lima menawarkan sampul paspor untuk dijual di luar kantor Departemen Dalam Negeri di Harare, Zimbabwe, 2 Juli 2019.[REUTERS]
Seorang pedagang kaki lima menawarkan sampul paspor untuk dijual di luar kantor Departemen Dalam Negeri di Harare, Zimbabwe, 2 Juli 2019.[REUTERS]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kemiskinan yang membelit Zimbabwe membuat sejumlah rakyatnya putus asa. Sejumlah orang muda pun mabuk dengan meminum air rebusan popok bayi sekali pakai atau diapers. 

Krisis ekonomi yang begitu dalam mendorong kaum muda menggunakan cara yang putus asa untuk mabuk. Karena tak punya uang untuk membeli minuman keras, mereka merebus popok bayi baru atau bekas dan meminum cairan yang dihasilkan. Jus tersebut dikenal sebagai “jus Pampers”.

Menggunakan cara-cara yang tidak lazim untuk mabuk adalah hal biasa di pinggiran kota yang padat penduduk di Zimbabwe. Di daerah tersebut banyak pemuda pengangguran yang tidak mampu membeli alkohol legal.

“Bir terlalu mahal, saya tidak mampu membelinya. Met kristal lebih murah dan membuat saya sangat mabuk selama berjam-jam dibandingkan bir,” ujar seorang pria berusia 25 tahun yang menolak disebutkan namanya. “Kami tahu konsekuensi kesehatannya, tetapi tidak ada yang bisa kami lakukan. Apa yang bisa kita lakukan? Tidak ada apa-apa. Ini adalah Zimbabwe, segalanya sulit. Tidak ada pekerjaan.”

Di daerah dengan kepadatan di mana tingkat kemiskinan tinggi, adalah umum untuk melihat orang mabuk atau terbius, tidur di trotoar atau terjebak di pinggir jalan setelah menyalahgunakan narkoba seperti shabu. 
Chirikure Chirikure, seorang komentator sosial, penyair dan seniman, mengatakan para pemuda yang menyalahgunakan zat ilegal, frustrasi dengan situasi ekonomi yang sulit di negara itu.

“Alasan utamanya menunjuk pada keadaan ekonomi yang dihadapi kaum muda. Ini juga menyempit ke pengangguran kemudian frustrasi datang dengan tantangan yang mereka hadapi. Sebagian besar dari mereka sangat frustrasi sehingga mereka mencoba bersembunyi di balik narkoba,” kata Chirikure.

Dia mengatakan anak muda tidak mendapatkan informasi yang cukup tentang bahaya mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Faktor-faktor seperti tekanan teman sebaya juga ikut berperan.

Kemiskinan membelit salah satu negara di Afrika itu. Inflasi melonjak hingga 192 persen pada Juni di Zimbabwe. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain mabuk, rakyat Zimbabwe juga tak mampu membeli pakaian baru. Orang-orang membeli pakaian bekas yang dikirim dalam bal dari Inggris.

Inflasi telah mencapai 191,6 persen pada bulan Juni di negara itu, dengan angka pengangguran yang tinggi, mata uang yang melemah dan kurangnya investasi. Sementara satu dolar AS secara resmi diperdagangkan pada US$ 362 dolar Zimbabwe, di pasar gelap nilainya setidaknya ZW$ 550. Di seluruh negeri, sebagian besar warga Zimbabwe bergantung pada pembelian pakaian bekas di tengah krisis biaya hidup yang melonjak.

“Itu adalah tanda betapa buruknya hal-hal itu. Itu adalah strategi bertahan hidup. Jika Anda tidak dapat pergi ke toko formal dan membeli pakaian seharga US$ 30, Anda pergi dan membeli pakaian bekas seharga US$ 2,” ujar Profesor Gift Mugano, seorang ekonom.

Selain kebijakan ekonomi yang salah dan korupsi pemerintah Zimbabwe atas masalah keuangan, invasi Rusia ke Ukraina memperumit masalah. “Perang Rusia-Ukraina menumpuk kesengsaraan pada orang yang sudah dalam perawatan intensif," ujar Mugano.

Baca: Mantan Presiden Zimbabwe Bwezani Banda Meninggal karena Kanker

INEWS.CO.UK 

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peran APBN Menjaga Inflasi dan Daya Beli Masyarakat

19 jam lalu

Peran APBN Menjaga Inflasi dan Daya Beli Masyarakat

Presiden Joko Widodo telah memberikan arahan empat agenda prioritas yang harus diselesaikan, salah satunya adalah pengendalian inflasi.


Ini Asal Mula Konflik Segitiga Azerbaijan dengan Nagorno-Karabakh dan Armenia

23 jam lalu

Bangunan tempat tinggal dan mobil yang rusak pasca dilancarkannya operasi militer angkatan bersenjata Azerbaijan di kota Stepanakert di Nagorno-Karabakh, wilayah yang dihuni etnis Armenia, 19 September 2023. Siranush Sargsyan/PAN Foto via REUTERS
Ini Asal Mula Konflik Segitiga Azerbaijan dengan Nagorno-Karabakh dan Armenia

Konflik Kaukasus yang melibatkan Azerbaijan dan masyarakat Nagorno-Karabakh mencuat ketika perhatian dunia tercurah ke invasi Rusia di Ukraina


Harga Minyak Dunia Naik, Deputi Gubernur BI Ungkap Dampak yang Harus Diwaspadai

1 hari lalu

Ilustrasi kilang minyak dunia. REUTERS/Vivek Prakash
Harga Minyak Dunia Naik, Deputi Gubernur BI Ungkap Dampak yang Harus Diwaspadai

Kenaikan harga minyak memiliki dampak terusan.


Australia Surplus Anggaran Rp218 Triliun Berkat Tambang, Pertama dalam 15 Tahun

1 hari lalu

Menteri Keuangan Australia, Jim Chalmers berpose untuk difoto saat ia tiba untuk menghadiri pertemuan para menteri keuangan dan gubernur Bank Sentral G20 di Gandhinagar, India, 18 Juli 2023. REUTERS/Amit Dave
Australia Surplus Anggaran Rp218 Triliun Berkat Tambang, Pertama dalam 15 Tahun

Australia mencatat surplus anggaran akhir sebesar A$22,1 miliar (Rp218,4 triliun) untuk tahun ini hingga Juni 2023, lima kali lipat dari perkiraan.


Gubernur BI: Inflasi akan Tetap Rendah hingga Akhir 2023 Meski Harga Beras Naik

1 hari lalu

Buruh memasukkan beras ke dalam karung di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Rabu 20 September 2023. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meminta Perum Bulog dapat mempercepat penyaluran beras untuk menjaga stabilitas harga pangan di daerah. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Gubernur BI: Inflasi akan Tetap Rendah hingga Akhir 2023 Meski Harga Beras Naik

Gubernur Bank Indonesia (Gubernur BI) Perry Warjiyo mengatakan bahwa inflasi di Indonesia hingga akhir tahun akan tetap terkendali dan rendah.


Gubernur BI: Pertumbuhan Ekonomi RI Tetap Baik Ditopang Permintaan Domestik

1 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Tempo/Tony Hartawan
Gubernur BI: Pertumbuhan Ekonomi RI Tetap Baik Ditopang Permintaan Domestik

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik ditopang oleh permintaan domestik.


Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di Level 5,75 Persen

2 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Tempo/Tony Hartawan
Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di Level 5,75 Persen

Bank Indonesia kembali menahan suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate alias BI7DRR di level 5,75 persen pada bulan ini.


Terkini: Indonesia Masuk Jebakan Utang Cina, Nasib Bisnis Kaesang yang Bangkrut

2 hari lalu

Rangkaian kereta cepat yang membawa rombongan Presiden Jokowi di Stasiun kereta cepat Jakarta Bandung di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu, 13 September 2023. Presiden Jokowi naik KCJB dari Stasiun Halim ke Stasiun Padalarang dilanjut ke Stasiun Bandung menggunakan kereta feeder. TEMPO/Prima mulia
Terkini: Indonesia Masuk Jebakan Utang Cina, Nasib Bisnis Kaesang yang Bangkrut

Terkini: Indonesia resmi masuk jebakan utang Cina di proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, nasib bisnis Kaesang yang bangkrut.


DPR Setujui RUU APBN 2024 Disahkan Jadi Undang-Undang

2 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyerahkan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM dan PPKF) RAPBN tahun 2024 kepada Ketua DPR RI Puan Maharani dalam Rapat Paripurna ke-23 masa persidangan V tahun 2022-2023 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, 19 Mei 2023. TEMPO/M Taufan Rengganis
DPR Setujui RUU APBN 2024 Disahkan Jadi Undang-Undang

DPR hari ini menyetujui Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau RUU APBN 2024 menjadi UU APBN 2024.


Sri Mulyani soal Inflasi di RI: Relatif Rendah tapi Harus Waspada karena Harga Pangan Naik Tajam

2 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani didampingi jajarannya memberikan keterangan terkait realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2019. Sri Mulyani melaporkan realisasi APBN hingga akhir Februari 2019, tercatat Rp54,61 triliun atau 0,34 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). TEMPO/Tony Hartawan
Sri Mulyani soal Inflasi di RI: Relatif Rendah tapi Harus Waspada karena Harga Pangan Naik Tajam

Sri Mulyani menyebutkan inflasi Indonesia per Agustus 2023 sekitar 3,3 persen relatif dalam situasi yang moderat rendah tapi harus tetap waspada.