TEMPO.CO, Jakarta - Surat kabar Daily Telegraph pada Sabtu, 9 Juli 2022, berdasarkan sumber mewartakan kalau mantan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kemungkinan akan meninggalkan panggung politik Inggris. Johnson sedang berfikir apakah akan bertahan di Dewan Perwakilan (House of Commons) seperti pendahulunya Theresa May atau membuang kemungkinan untuk maju lagi dalam pemilu berikutnya.
Setelah mengundurkan diri, Johnson juga bisa memutuskan untuk kembali menulis dan memberikan pidato di sejumlah acara, yang jelas mengungtungkan secara finansial baginya.
“Dia (Johnson) menggunakan akhir pekan untuk memikirkan hal itu. Saya rasa dia belum memutuskannya,” kata sumber kepada Daily Telegraph.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson saat menyampaikan pernyataan terkait pengunduran dirinya di Downing Street, London, 7 Juli 2022. Skandal lainnya yaitu serangkaian pesta ilegal di tengah lockdown Covid-19 yang dihadiri Johnson. Berkat kasus yang berjuluk "Partygate" itu, pada 12 April lalu, Johnson didenda 50 pound setelah kedapatan menghadiri pesta ulang tahun saat lockdown. REUTERS/Henry Nicholls
Johson adalah seorang penulis yang telah menerbitkan sejumlah buku, di antaranya sebuah survei sejarah Kerajaan Romawi. Johnson juga dilaporkan tinggal menyerahkan sebuah manuskrip kehidupan sastrawan William Shakespeare ke sebuah penerbit di Inggris yakni Hodder and Stoughton.
Buku soal penyair Inggris William Shakespeare karya Johnson tersebut, seharusnya terbit pada awal 2016 bersamaan dengan peringatan 400 tahun kematian sastrawan tersebut. Namun Hodder and Stoughton setuju untuk menunda penerbitan buku tersebut karena ketika itu Johnson sudah ditunjuk sebagai Menteri Luar Negeri Inggris.
Masalah uang dikatakan akan sangat rumit bagi Perdana Menteri yang sudah mau angkat kaki dari jabatannya itu. Dia akan kehilangan gajinya sebagai pejabat tinggi negara.
Sejumlah laporan menyebut Johnson mengalami kesulitan keuangan hingga memaksanya mencari uang ke sana-sini untuk membayar gaji pengasuh anaknya. Memberikan pidato di acara-acara, bisa membawa pemasukan tambahan bagi Johnson
“Sama seperti pendahulunya mulai dari Churchill hingga Blair, dia akan sangat bagus dalam memenuhi permintaan dari luar negaranya (permintaan mengisi acara). Secara komersial, Johnson sudah punya merek global dengan reputasi pidato yang penuh warna. Saya bisa melihat dia sudah menggenggam audiens dari America Serikat dan Asia,” kata Jeremy Lee, mantan ajudan Perdana Menteri Johnson dalam wawancara dengan Daily Telegraph.
Sumber: RT.com
Baca juga: Boris Johnson Mundur, Ini Sederet Perdana Menteri Inggris yang Mengundurkan Diri
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.