TEMPO Interaktif, Harare: Zimbabwe resmi menjalankan kebijakan "dolarisasi" dengan membayari tentara dan pegawai negeri dengan dolar Amerika Serikat. Langkah ini dilakukan karena tahun lalu inflasi mencapai 231 juta persen dan sekarang tidak bisa dihitung lagi.
Kebijakan dolarisasi ini dilakukan pemerintahan Zimbabwe--yang sekarang dikendalikan para oposan Presiden Robert Mugabe--sebagai langkah pertama di bidang ekonomi.
Menteri Keuangan Tendai Biti, yang sebelumnya pemimpin oposisi, mengatakan 130 ribu orang gajian pemerintah, mulai dari tentara sampai guru, akan menerima gaji dalam bentuk dolar.
Biti juga menghapus keharusan toko meminta izin untuk berbisnis dalam dolar seperti yang sebelumnya diberlakukan. Dengan langkah ini, maka dolar dan rand--mata uang Afrika Selatan yang cukup kuat pengaruhnya--akan dipakai toko-toko.
Sebelum kebijakan ini muncul, warga Zimbabwe sudah emoh menggunakan mata uang lokal. Sopir bus, misalnya, menuntut karcis dibayar dengan dolar atau rand. Malah harian Herald--yang dikendalikan pemerintah--sudah sejak bulan lalu resmi mencetak tulisan "harga US$1" di halaman depannya.
AP/NURKHOIRI