TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Ukraina Denys Shmygal pada Senin, 4 Juli 2022, mengungkap biaya untuk membangun kembali Ukraina yang remuk akibat perang bisa mencapai USD 750 miliar (Rp11.238 triliun). Orang-orang kaya di Rusia seharusnya membantu membiayai pembangunan di Ukraina tersebut.
"Kami sangat yakin sumber utama pemulihan adalah seharusnya aset-aset Rusia dan para oligarki di sana, disita," kata Shmygal.
Warga berjalan melewati apartemen yang hancur di Kota Sievierodonetsk, Luhansk, Ukraina, 30 Juni 2022. REUTERS/Alexander Ermochenko
Shmygal memperkirakan aset-aset Rusia yang dibekukan bernilai USD 300 - 500 miliar (Rp7.492 triliun).
"Otoritas Rusia yang melancarkan
perang berdarah ini. Mereka yang telah menyebabkan kerusakan bear-besaran ini sehingga mereka harus dimintai pertanggung jawaban," kata
Shmygal.
Rusia sebelumnya mengatakan mereka melakukan operasi militer khusus di Ukraina untuk demiliterisasi wilayah selatan negara tetanggannya dan melindungi warga Ukraina yang berbahasa Rusia dari apa yang mereka sebut nasionalis.
Ukraiana dan sekutunya di negara-negara Barat menyebut alasan invasi Rusia ke Ukraina itu tidak berdasar. Agresi itu sangat mencolok yang ditujukan untuk merebut teritorial.
Pandangan Shmygal itu untuk menggemakan seruan Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss yang mengatakan Rusia harus dimintai pertanggung jawaban atas kerusakan akibat perang. Sedangkan Kyiv mengatakan mereka juga butuh bantuan untuk membangun kembali perekonomian negara itu.
"Kami sedang melihat sejumlah opsi untuk pengerahan aset-aset Rusia. Saat yang sama, kami pun melakukan apa yang bisa dilakukan untuk memulihkan ekonomi Ukraina, mengekspor gandum-gandum mereka keluar dati Odesa, memastikan kami tetap mendukung industri Ukraina dan berjalannya bisnis," kata Truss.
Sumber : Reuters