TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri Amazon, Jeff Bezos, mengkritik Presiden Amerika Serikat Joe Biden karena meminta perseroan yang mengoperasikan pompa bensin untuk menurunkan harga. Komentar terbaru orang terkaya ketiga di dunia itu menyulut pertengkarannya dengan Gedung Putih.
Dalam sebuah cuitan pada Sabtu, 2 Juli 2022, Biden mengingatkan, saat ini adalah waktu perang dan bahaya global. Politisi Partai Demokrat itu menuntut perusahaan menurunkan harga bensin, yang telah melonjak menjadi sekitar US$ 5 atau Rp 75 ribu per galon di banyak bagian negara.
"Turunkan harga di pompa bensin untuk mencerminkan biaya yang dibayar untuk produk tersebut. Dan lakukan sekarang," kata Biden, seperti dikutip Reuters.
Bezos menanggapi pernyataan itu dengan membalas cuitan Biden di Twitter pribadinya. "Aduh. Inflasi adalah masalah yang terlalu penting bagi Gedung Putih untuk terus membuat pernyataan seperti ini. Entah itu salah arah atau kesalahpahaman mendalam tentang dinamika pasar dasar," katanya.
Sekretaris pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre menolak kritik dari Jeff Bezos. Dia beralasan bahwa harga minyak telah turun sekitar US$ 15 atau Rp 224 ribu per barel pada bulan lalu. Sementara harga di pompa bensin nyaris terjun bebas.
Baca Juga:
Jeff Bezos telah bersitegang dengan pemerintahan Biden beberapa kali. Pada Mei 2022, dia menuduh Biden menyesatkan publik dan menyalahkan pemerintahannya atas lonjakan inflasi.
Pemerintah AS menuding Jeff Bezos berusaha melindungi kekayaannya dan merusak serikat pekerja. "Presiden meminta pembayar pajak dan perusahaan terkaya untuk membayar bagian mereka yang adil. Tidak mengejutkan bahwa tweet (Bezos) ini muncul setelah presiden bertemu dengan penyelenggara tenaga kerja, termasuk karyawan Amazon," ujar juru bicara Gedung Putih Andrew Bates dalam sebuah pernyataan beberapa bulan lalu. Bezos menjawab bahwa pemerintah berusaha mengalihkan perhatian dari kebijakan stimulus yang memicu inflasi.
Baca: Paruh Pertama 2022, 500 Orang Terkaya Di Dunia Kehilangan US$ 1,4 Triliun
REUTERS