"Pihak-pihak terkait di negara Palestina setuju untuk mengizinkan Amerika Serikat melakukan pekerjaan balistik pada peluru. Itu diserahkan kepada mereka," kata Jaksa Agung Otoritas Palestina, Akram al-Khatib dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh kantor berita resmi Palestina WAFA seperti dilansir Reuters.
Ihwal berita penyerahan peluru ini, pejabat diplomatik AS di Yerusalem belum ada yang bersedia berkomentar. Militer, kantor perdana menteri, dan kementerian pertahanan Israel juga belum merespons ketika ditanya kerja sama dengan penyelidikan AS atas kasus ini.
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengatakan pada Mei bahwa negaranya siap untuk melakukan penyelidikan, bekerja sama dengan aktor internasional.
Sementara itu, setelah melakukan penyelidikan independen, Otoritas Palestina menyatakan, Abu Akleh telah ditembak oleh seorang tentara Israel. Pembunuhan itu diduga disengaja. Israel telah membantah tuduhan itu dan mengatakan, sedang melanjutkan penyelidikannya sendiri.
Namun, otoritas Israel belum dapat menentukan apakah dia ditembak secara tidak sengaja oleh seorang tentara Israel atau oleh seorang militan Palestina selama baku tembak. Mereka juga belum memeriksa kecocokan dengan senapan militer Israel.
Abu Akleh terbunuh pada 11 Mei saat meliput serangan militer Israel di kota Palestina, Jenin, di wilayah Tepi Barat yang diduduki. Kematian wartawan Palestina-Amerika terkemuka memicu kemarahan Palestina dan kecaman internasional.
Rekaman video menunjukkan bahwa jurnalis
Al Jazeera Abu Akleh, mengenakan rompi biru bertanda "Pers" ketika dia ditembak. Setidaknya dua rekannya yang bersamanya mengatakan mereka berada di bawah tembakan penembak jitu Israel tanpa berada di dekat militan.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden diperkirakan akan bertemu secara terpisah dengan para pemimpin
Palestina dan Israel selama kunjungan ke dua wilayah tersebut pada 13-16 Juli.
SUMBER: REUTERS