TEMPO.CO, Jakarta - Klinik di Singapura mulai kedatangan banyak pasien COVID-19. Kasus virus corona di negara kota tersebut mulai naik lagi.
Dr John Cheng, kepala perawatan primer di Healthway Medical Group, mengatakan ada peningkatan bertahap sekitar 10 persen pada pasien dengan infeksi saluran pernapasan akut di klinik dalam dua minggu terakhir. Healthway memiliki lebih dari 50 klinik dokter umum.
Namun dia menambahkan peningkatan pasien masih bisa ditangani. “Ini berbeda dari gelombang terakhir di mana ada lonjakan tiba-tiba yang membuat klinik sulit untuk mengatasinya. Karena itu terlalu dini untuk berkomentar karena puncaknya diproyeksikan pada Juli atau Agustus,” ujar Cheng,
Menteri Kesehatan Ong Ye Kung mengatakan bulan lalu bahwa Singapura memperkirakan gelombang Omicron baru pada bulan Juli atau Agustus. Peningkatan kasus kemungkinan didorong oleh subvarian BA.4 dan BA.5.
Klinik Fullerton Health dan afiliasinya, yang berjumlah lebih dari 800, juga mengalami peningkatan pasien penyakit pernapasan akut (ISPA) dari Mei hingga Juni, kata seorang juru bicara. “Kami akan memantau dengan cermat tingkat ISPA pada bulan Juli karena lebih banyak orang telah kembali dari perjalanan ke luar negeri setelah liburan Juni yang juga merupakan akhir dari musim influenza di belahan bumi selatan,” kata juru bicara itu.
Dr Lee Joon Loong dari Klinik Medis Paddington mengatakan bahwa dalam seminggu terakhir, banyak pasien COVID-19 rata-rata daripada selama gelombang Omicron sebelumnya. Gelombang covid-19 mengalami puncaknya pada Maret lalu.
Dr Zhang Hao Tian dari 1 Bishan Medical Clinic mengatakan terjadi peningkatan pasien Corona sekitar 20-30 persen. Namun angka peningkatan masih cukup terkendali dibandingkan gelombang sebelumnya.
Pada Selasa, Singapura melaporkan 11.504 kasus COVID-19 baru, jumlah infeksi harian tertinggi dalam lebih dari tiga bulan. Ada lebih dari 9.000 kasus harian pada Rabu dan Kamis.
Baca: Top 3 Dunia: Anak Elon Musk, Klaim Mahathir Singapura dan Riau Bagian Johor
CHANNEL NEWS ASIA