TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Rusia mendukung Indonesia sebagai tuan rumah KTT G20 Bali, akhir tahun ini, namun Vladimir Putin belum memutuskan apakah hadir secara langsung atau virtual.
"Kami sangat mendukung upaya Indonesia dan Bapak Presiden dalam mempersiapkan dan menjadi tuan rumah KTT G20, yang dijadwalkan berlangsung di Indonesia tahun ini,” kata Putin seperti dikutip TASS.
Presiden Jokowi mengunjungi Putin di Kremlin, Kamis, 30 Juni 2022, dan membicarakan sejumlah agenda.
Kremlin belum mengumumkan apakah Putin akan menghadirinya melalui tautan video atau secara langsung. Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan sebelumnya bahwa presiden mungkin pergi ke Bali atau mendelegasikan orang lain, tetapi Rusia tetap berpartisipasi dalam kerja G20. Adapun KTT G20 akan diadakan tatap muka di pulau Bali pada 15-16 November.
Boikot terhadap Rusia juga terjadi di tingkat kementerian. Saat pertemuan Menteri Keuangan di Washington D.C. pada April lalu, Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen dan teman-temannya dari negara G7 seperti Kanada dan Inggris, walk out saat perwakilan Rusia berbicara.
Sebelumnya, walau beberapa pemimpin Barat menolak kehadiran Putin di Bali, Perdana Menteri Inggris enggan memboikot forum G20. Menurut Borris Johnson, memboikot acara konferensi sebagai protes atas undangan yang diberikan kepada Putin, hanya akan memberikan "kesempatan propaganda" kepada pemimpin Negeri Beruang Merah itu.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memberikan sinyalemen kalau dia tidak akan hadir di KTT G20 di Bali. Ia mengatakan, kondisinya tergantung dengan situasi perang yang terjadi di Ukraina.
Menurut Zelensky, dia tidak bisa meninggalkan Ukraina ke mana-mana di tengah invasi Rusia. "Saya tetap bersama rakyat saya, mereka membutuhkan saya. Dan saya membutuhkan mereka di sini," kata Zelensky saat bergabung secara virtual di forum publik yang digelar oleh Foreign Policy Community of Indonesia atau FPCI, Jumat, 27 Mei 2022.