TEMPO.CO, Jakarta - Ferdinand Marcos Jr., putra dari diktator FIlipina Ferdinand Marcos Sr. mengucap sumpah jabatan sebagai presiden Filipina yang baru pada Kamis, 30 Juni 2022. Terpilihnya Marcos sebagai presiden dinilai salah satu kebangkitan politik terbesar dalam sejarah, namun kritikus tidak bisa mengesampingkan citra keluarganya.
Marcos Jr naik ke tampuk kekuasaan 36 tahun setelah perlawanan masyarakat
Filipina yang menjungkirbalikkan kekuasaan ayahnya. Wakil Presiden China Wang Qishan dan suami Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris, Doug Emhoff, termasuk di antara pejabat asing yang menghadiri upacara siang hari.
Wakil Presiden terpilih Sara Duterte (kiri) mengangkat tangan Presiden baru terpilih Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr., saat upacara peresmian di Museum Nasional di Manila, Filipina, 30 Juni 2022. REUTERS/Eloisa Lopez Acara pelantikan Marcos Jr. di tangga Museum Nasional, Manila diwarnai aksi unjuk rasa oleh aktivis dan penyintas era darurat militer di bawah pemerintahan ayahnya. Ribuan aparat Kepolisian, termasuk kontingen anti-huru-hara, komando SWAT dan penembak jitu, dikerahkan di kawasan wisata tepi teluk untuk pengamanan.
Bonifacio Ilagan, 70 tahun, seorang aktivis, tidak percaya dengan kemenangan Marcos. Ilagan sempat ditahan dan disiksa dengan kejam oleh tentara kontra-pemberontakan selama pemerintahan Marcos Sr.
“Bagi korban darurat militer seperti saya, ini adalah mimpi buruk," kata Ilagan seperti dilansir The Independent, Kamis, 30 Juni 2022.
Marcos Jr. mengantongi lebih dari 31 juta suara, sementara wakilnya Sara Duterte lebih dari 32 juta suara dari total 55 juta suara yang masuk dalam pemilu presiden 9 Mei lalu. Kemenangan keduanya bisa dikatakan sangat dominan.
Bongbong sapaan akrab Marcos Jr, menolak mengakui atau meminta maaf atas pelanggaran HAM besar-besaran dan penjarahan di bawah pemerintahan ayahnya dulu.
Selama kampanye, ia dan Sara Duterte menghindari isu-isu kontroversial dan fokus pada seruan untuk persatuan nasional, meskipun kepresidenan ayah mereka membuka beberapa perpecahan paling bergejolak dalam sejarah negara itu. Marcos Jr. meminta warga jangan menilainya dari rekam-jejak masa lalu sang ayah.
Filipina telah menjadi salah satu negara yang paling terpukul di Asia oleh pandemi Covid-19 dalam dua tahun. Ada lebih dari 60 ribu kematian dan perpanjangan lockdown yang membuat perekonomian negara itu terperosok ke resesi terburuk sejak Perang Dunia II.
Kemiskinan, pengangguran, dan kelaparan juga dialami oleh Filipina. Ketika pandemi mereda awal tahun ini, invasi Rusia ke Ukraina membuat inflasi global melonjak dan memicu kekhawatiran kekurangan pangan.
Pada pekan lalu,
Marcos Jr. mengumumkan setelah resmi menjabat sebagai presiden, dia akan merangkap jabatan sebagai menteri pertanian sementara agar bisa mempersiapkan kemungkinan keadaan darurat pasokan makanan. “Saya pikir masalahnya cukup parah. Saya telah meminta penasihat utama untuk bersiap menghadapi situasi darurat, terutama dalam hal pasokan makanan," katanya
THE INDEPENDENT
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.