TEMPO.CO, Jakarta - Kantor Kepresidenan Filipina Rodrigo Duterte pada Sabtu, 25 Juni 2022, mengutarakan kekesalan pada Jaksa penuntut di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) Karim Khan atas rencana Khan yang ingin melanjutkan penyelidikan dugaan pembunuhan selama kampanye perang melawan narkoba di Filipina.
Sebelumnya pada Jumat, Khan mengatakan sebuah penangguhan penyelidikan yang diupayakan oleh Manila, tidak dapat dibenarkan. Dengan begitu, upaya pembuktian harus segera dilakukan.
Dalam setahun terakhir, Kepolisian Filipina beberapa kali menemukan paket kokain di wilayah laut dan pantai Filipina. Sumber: Police Regional Office 5/foxnews.com
Juru Bicara Kepresidenan Filipina Martin Andanar mengatakan dalam sebuah pernyataan kalau Pemerintahan Presiden Duterte sudah melakukan investigasi atas semua korban tewas akibat operasi anti-narkoba. Dengan begitu, ICC harus mengizinkan upaya Pemerintah berjalan semestinya.
Pada September 2021, sejumlah hakim di ICC sudah menyetujui investigasi terhadap kampanye perang melawan narkoba, yang telah menewaskan ribuan tersangka pengedar narkoba. Para aktivis mengatakan banyak yang telah dieksekusi oleh aparat penegak hukum dengan dukungan diam-diam dari Presiden. ICC menghentikan sementara investigasi ini pada November 2021 atas permintaan Manila.
Pemerintah Filipina secara resmi mengakui ada 6.252 kematian dalam kampanye perang melawan narkoba. Kampanye ini berlangsung sampai Mei 2022.
Masa jabatan Presiden Duterte selama 6 tahun akan berakhir pada 30 Juni 2022. Dia berkeras, aparat kepolisian terpaksa melepaskan tembakan kepada pengedar narkoba yang menolak ditahan.
Bukan hanya itu, aparat kepolisian juga melepaskan tembakan saat mereka yakin kalau mereka dalam posisi bahaya. Duterte menjanjikan akan memberikan pengampunan bagi mereka yang berakhir di jeruji besi.
Sumber: Reuters
Baca juga: Top 3 Dunia: PBB Terbitkan Langkah Hadapi Ujaran Kebencian
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.