TEMPO.CO, Jakarta - Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump memuji putusan Mahkamah Agung mengakhiri hak nasional untuk aborsi yang telah berlangsung selama hampir lima dekade.
“Tuhan membuat keputusan ini. Ini mengikuti Konstitusi, dan memberikan hak kembali ketika mereka seharusnya diberikan sejak lama," kata Trump kepada Fox News Sabtu 25 Juni 2022.
Pernyataan Trump dilontarkan setelah mayoritas hakim agung dengan suara 6:3 mengatakan masing-masing negara bagian Amerika Serikat harus diizinkan untuk membuat aturan mereka sendiri tentang aborsi.
Ditanya apakah dia merasa memainkan peran dalam hasil ini, setelah menunjuk tiga hakim agung konservatif ke pengadilan saat menjabat, Trump mengatakan "Tuhan yang membuat keputusan."
Tetapi tidak lama kemudian, presiden ke-45 itu kembali menimpali untuk mengambil pujian atas keputusan tersebut. "Keputusan hari ini, yang merupakan KEMENANGAN terbesar untuk KEHIDUPAN dalam satu generasi (yang) hanya mungkin terjadi karena saya menyampaikan segala sesuatu seperti yang dijanjikan, termasuk mencalonkan dan mendapatkan tiga Konstitusionalis yang sangat dihormati dan kuat dikonfirmasi ke Mahkamah Agung Amerika Serikat," kata Tump dalam sebuah pernyataan.
"Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk melakukannya!"
Empat tahun Trump menjabat bertanggung jawab atas penunjukan tiga hakim agung yang memiringkan keseimbangan Mahkamah Agung ke mayoritas konservatif saat ini. Mereka yang ditunjuk adalah Neil Gorsuch, Brett Kavanaugh dan Amy Coney Barrett, semuanya menandatangani keputusan kontroversial ini pada Jumat.
Trump, yang pernyataannya memuat huruf kapital yang tersebar, mengecam Demokrat, media dan "RINO" - istilah yang meremehkan untuk Partai Republik yang dianggap tidak cukup sayap kanan - sebagai "musuh rakyat."
"Meskipun Kiri Radikal melakukan segala daya mereka untuk menghancurkan Negara kita, Hak Anda dilindungi, Negara dipertahankan, dan masih ada harapan dan waktu untuk Menyelamatkan Amerika! Saya tidak akan pernah berhenti berjuang untuk Orang-Orang Hebat Bangsa kita!"
Trump, yang tindakan dan kelambanannya sekitar penyerbuan 6 Januari 2021 di Capitol menjadi sorotan dalam dengar pendapat Kongres Amerika Serikat, secara terbuka mempertimbangkan langkah lain di Gedung Putih.
Baca juga: Mahkamah Agung Amerika Serikat Akhiri Hak Aborsi yang Berumur Hampir Lima Dekade
SUMBER: NDTV