TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah awak kabin Ryanair di Belgia, Spanyol dan Portugal pada Jumat, 24 Juni 2022, melakukan aksi mogok kerja. Aksi protes dilakukan untuk menyoroti kondisi kerja dan masalah gaji.
Inflasi yang terjadi di hampir semua negara Benua Biru telah membuat jutaan tenaga kerja harus terseok-seok menghadapi biaya hidup. Kondisi ini mendorong serikat pekerja menuntut kenaikan upah, yang sering diawali dengan seruan mogok kerja.
Pesawat Ryanair. REUTERS/Phil Noble
Maskapai dan operator bandara juga tertatih karena aksi mogok kerja membuat mereka kekurangan staf dalam mengatasi arus penumpang. Lonjakan penumpang terjadi menyusul berakhirnya larangan bepergian setelah dicabutnya serangkaian aturan Covid-19.
Rencananya, sejumlah pekerja di maskapai lain juga akan melakukan aksi mogok kerja pada musim panas ini. Salah satunya adalah British Airways.
Serikat awak kabin Ryanair di Belgia, Spnayol dan Portugal menyerukan mogok kerja selama tiga hari mulai Jumat, 24 Juni 2022. Sedangkan staf di Prancis dan Italia diperkirakan melakukan aksi mogok kerja selama akhir pekan ini dan staf Ryanair akan mogok kerja lagi pada 30 Juni dan 1 -2 Juli 2022.
Ryaniar adalah maskapai asal Irlandia. Para pekerja mengatakan perusahaan penerbangan itu tidak menghargai hukum pekerja lokal, yang meliputi adanya upah minimum. Mereka yang melakukan aksi mogok juga mendesak para petinggi Ryanair agar meningkatkan kondisi kerja.
“Kondisi kerja sungguh buruk. Seorang awak bahkan tidak diperkenankan untuk minum sebotol air dalam penerbangan,” kata Ricardo Penarroias, Presiden SNPVAC, yakni sebuah serikat yang mengkoordinir aksi mogok staf Ryanair di Portugal.
Sebelumnya pada akhir pekan lalu, Ryanair mengatakan pihaknya telah merundingkan sejumlah poin kesepakatan dengan para pekerjanya di penjuru Eropa. Ryanair berharap tidak ada lagi gangguan selama musim panas ini.
Sumber: Reuters
Baca juga: Negara-negara Barat Akhirnya Hukum Belarus atas Insiden Pembajakan Ryanair
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.