TEMPO.CO, Jakarta - Malaysia mengucurkan bantuan tunai untuk keluarga berpenghasilan rendah yang paling terdampak kenaikan harga pangan. Dalam pidatonya, Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob mengatakan tambahan RM 630 juta atau setara Rp 2,12 triliun. Bantuan akan didistribusikan bersamaan dengan pembayaran tahap kedua paket Bantuan Keluarga Malaysia (BKM).
BKM adalah bantuan tunai langsung yang diumumkan dalam Anggaran 2022 Malaysia. Bantuan ini dimaksudkan untuk memberi manfaat bagi 8,6 juta orang berpenghasilan rendah, yang dapat menerima hingga RM 2,500 tahun ini. Awalnya alokasi keuangan untuk BKM tahap kedua adalah RM 1,11 miliar.
Bantuan tunai tambahan yang diumumkan pada Rabu diharapkan dapat menjangkau hingga 4 juta rumah tangga, 1,2 juta warga lanjut usia yang lajang atau tanpa pasangan serta 3,4 juta individu lajang. Bantuan dicairkan mulai 27 Juni 2022.
“Dengan mempertimbangkan tantangan biaya hidup dan kenaikan harga pangan baru-baru ini, pemerintah telah memutuskan untuk menyiapkan bantuan tunai tambahan untuk kelompok B40 (berpenghasilan rendah). Setiap rumah tangga B40 akan menerima tambahan RM 100, sementara penerima tunggal akan menerima RM 50 di bawah bantuan tambahan ini,” kata Ismail Sabri dilansir dari Channel News Asia, Kamis, 23 Juni 2022.
Pada Selasa, Menteri Perdagangan Dalam Negeri dan Konsumen Alexander Nanta Linggi mengatakan bahwa Malaysia akan menghentikan kontrol harga pagu untuk ayam dan telur ayam mulai 1 Juli. Harga eceran maksimum ayam standar di Malaysia saat ini RM 8.90 per kg. Ini adalah ayam yang telah diproses, dan dijual dengan kepala, kaki dan organ.
Harga eceran maksimum untuk ayam utuh super yang disembelih dan dibersihkan, lalu dijual tanpa kaki, kepala, dan organnya saat ini ditetapkan RM 9,90 per kg.
Nanta Linggi menjelaskan bahwa langkah itu untuk menstabilkan pasokan dan harga pangan dalam jangka panjang. "Harga ayam akan naik tergantung pada kekuatan pasar. Kelompok yang membutuhkan akan diberikan bantuan keuangan," katanya dalam konferensi pers. Ia menambahkan bahwa rincian bantuan keuangan akan diumumkan oleh kementerian keuangan.
Selain itu, subsidi produk minyak goreng tertentu akan dihapus mulai 1 Juli. Subsidi minyak goreng kemasan 2, 3 dan 5 kilogram akan dicabut, tetapi minyak goreng kemasan 1 kilogram akan tetap disubsidi.
Dalam sambutannya, Ismail Sabri mengatakan ada beberapa kebingungan terkait masalah subsidi minyak goreng. Dia mencatat bahwa pemerintah masih mensubsidi minyak goreng hingga RM 4 miliar untuk tahun 2022.
Subsidi ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2020 sebesar RM 500 juta dan RM 2,2 miliar pada 2021. “Pemerintah mensubsidi hingga 60.000 metrik ton minyak goreng per bulan, melebihi kebutuhan konsumen yang sebenarnya hanya 55.000 metrik ton per bulan,” kata Ismail Sabri.
Pada masa pandemi COVID-19, pemerintah telah memperkenalkan program subsidi sementara minyak goreng kemasan 1, 2, 3 dan 5 kilogram sejak Agustus tahun lalu untuk membantu warga Malaysia yang terdampak pandemi. “Namun, pemerintah menemukan banyak minyak goreng kemasan bersubsidi yang disalahgunakan oleh pihak industri dan komersial dan penyelundupan,” kata Ismail Sabri, Rabu, 22 Juni 2022.
Oleh karena itu, pemerintah memutuskan untuk mengakhiri subsidi minyak goreng dalam kemasan mulai 1 Juli, karena tujuan awal program adalah untuk membantu kelompok yang terkena dampak pandemi.“Dengan demikian, hanya subsidi minyak goreng paket yang akan dipertahankan. Pemerintah yakin subsidi 60.000 ton itu cukup untuk dinikmati masyarakat,” ujarnya.
Baca: RI Ditunjuk Jadi Ketua Aids to Navigation Fund Gantikan Malaysia, Ini Tugasnya
CHANNEL NEWS ASIA