TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut Afrika adalah "sandera" dalam perang Ukraina dan Rusia. Sebab invasi Moskow ke Ukraina, telah memicu kenaikan harga pangan di benua Afrika itu.
Dalam pidatonya dihadapan para pemimpin Uni Afrika, Zelensky mengatakan bahwa benua itu telah terperangkap dalam situasi yang bukan disebabkan keputusan pemerintahannya.
"(Saya) menyapa Anda dalam keadaan darurat, ketika kita berperang. Dalam keadaan darurat untuk seluruh dunia, ketika Afrika benar-benar disandera. Belenggu dari mereka yang memulai perang melawan negara kita," kata Zelensky dalam sebuah video pidato yang dipublikasi Biro Majelis Uni Afrika, seperti dilansir Reuters, Selasa, 21 Juni 2022.
"Perang ini mungkin tampak sangat jauh bagi Anda dan negara Anda. Tetapi kenaikan harga pangan yang sangat besar telah membawanya pulang ke jutaan keluarga Afrika."
Asap mengepul setelah serangan rudal Rusia di Kyiv, Ukraina 5 Juni 2022. Rudal jelajah ditembak dari Laur Kaspia dan menghancurkan fasilitas perbaikan kereta api di Kyiv. REUTERS/Vladyslav Sodel
Rusia dan Ukraina menyumbang hampir sepertiga dari pasokan gandum global. Rusia juga merupakan pengekspor pupuk global utama dan Ukraina adalah pengekspor utama minyak jagung dan bunga matahari.
Moskow menolak tuduhan yang menyebut pihaknya sengaja memblokir ekspor gandum dari Ukraina. Moskow sebaliknya menuding kenaikan harga pangan dan bahan bakar global disebabkan sanksi Barat yang dikenakan pada Rusia setelah operasi militer.
Sebelumnya pada awal Juni lalu, Presiden Senegal Macky Sall mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin telah memberitahunya bahwa dia siap untuk memungkinkan ekspor gandum Ukraina. Namun dalam beberapa minggu terakhir, krisis pangan global yang sangat menghantam Afrika masih berlangsung dan sengketa ekspor gandum belum juga selesai.
Baca juga: Menhub Yakin Industri Penerbangan Nasional dan Global Pulih dalam Waktu Dekat
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.