TEMPO.CO, Jakarta - Kantor kepresidenan Rusia membenarkan pihaknya telah menahan dua warga negara Amerika Serikat karena ikut berperang di Ukraina. Kremlin mengatakan, keduanya merupakan tentara bayaran yang membahayakan nyawa tentara Rusia dan harus bertanggung jawab atas tindakan mereka.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov, mengakui ada penahanan serta penyelidikan atas warga negara Amerika Serikat teridentifikasi bernama Andy Huynh, 27 tahun, dari Hartselle, Alabama. Satu orang lainnya adalah Alexander Drueke, 39 tahun, dari Tuscaloosa, Alabama.
"Mereka adalah 'tentara keberuntungan'. Mereka terlibat dalam kegiatan ilegal di wilayah Ukraina. Mereka terlibat dalam penembakan dan penggempuran terhadap personel militer kami. Mereka membahayakan nyawa pasukan kami," kata Peskov yang diwawancarai oleh jaringan televisi AS NBC News, seperti dilansir Reuters, Selasa, 21 Juni 2022.
Peskov menegaskan kedua warga negara Amerika Serikat itu telah melakukan tindak kejahatan karena telah ikut
perang dalam kondisi bukan tentara Ukraina. Mereka dianggap tidak tunduk pada Konvensi Jenewa.
Sebelumnya pada pekan lalu, anggota keluarga Druke dan Huynh mengatakan anggota keluarga mereka itu pergi ke Ukraina sebagai pejuang relawan, yang kemudian hilang kontak. Media Rusia pekan lalu mempublikasikan foto mereka yang diambil saat berperang untuk Ukraina. Peskov sendiri enggan mengungkapkan di mana orang-orang itu ditahan.
Sebelumnya, dua warga negara Inggris dan satu warga negara Maroko dijatuhi hukuman oleh pengadilan di bawah yurisdiksi separatis Donetsk. Musababnya, mereka adalah tentara bayaran dan tidak tunduk pada Konvensi Jenewa yang mengatur tawanan perang.
Ukraina mengutuk putusan pengadilan itu karena dianggap tidak memiliki landasan hukum yang cukup. Kyiv mengakui pejuang itu sebagai anggota angkatan bersenjata Ukraina. Dengan demikian tidak ada Konvensi Jenewa yang dilanggar.
Peskov juga mengklarifikasi penahanan bintang bola basket NBA asal Amerika Serikat Brittney Griner, sudah berjalan selama lebih dari dua bulan. Menurutnya, Griner dinyatakan bersalah atas pelanggaran narkoba dan bukan penyanderaan.
Griner disebut sedang dituntut di bawah undang-undang yang melarang impor obat-obatan. Adapun tujuan Griner datang ke Rusia adalah untuk mempromosikan bola basket.
Kementerian Luar Negeri
Amerika Serikat menyatakan pada Mei 2022, keputusan untuk menahan Griner adalah langkah keliru. Kementerian meyakinkan sudah menugaskan diplomat untuk bekerja demi pembebasannya.
REUTERS