Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sepekan Thailand Legalkan Ganja, Harga Ganja Medis Turun Separuh

Reporter

image-gnews
Pelanggan pertama Highland Cafe, Rittipomng Bachkul, memegang sepotong ganja di Highland Cafe pada hari pertama dikeluarkan dari daftar narkotika berdasarkan hukum Thailand di Bangkok, Thailand, 9 Juni 2022. Thailand melegalkan ganja pada tahun 2018 untuk penggunaan medis, tetapi sekarang mulai mengembangkannya sebagai tanaman komersial dan membangun industri lokal yang menguntungkan. REUTERS/Athit Perawongmetha
Pelanggan pertama Highland Cafe, Rittipomng Bachkul, memegang sepotong ganja di Highland Cafe pada hari pertama dikeluarkan dari daftar narkotika berdasarkan hukum Thailand di Bangkok, Thailand, 9 Juni 2022. Thailand melegalkan ganja pada tahun 2018 untuk penggunaan medis, tetapi sekarang mulai mengembangkannya sebagai tanaman komersial dan membangun industri lokal yang menguntungkan. REUTERS/Athit Perawongmetha
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Setelah sepekan Thailand legalkan ganja, para pasien dan penderita penyakit berat yang menggunakan tanaman itu untuk meringankan penyakit, mensyukuri pasokan produk yang lebih murah.

Seperti dilansir Reuters Senin 20 Juni 2022, hal ini dirasakan oleh Jiratti Kuttanam, pengidap kanker payudara.

Ganja medis sudah legal di sana sejak 2018. Namun sebelum undang-undang itu berubah, dia harus bergantung pada impor asing yang mahal. Beberapa pasien pergi ke pengedar ilegal. Tunas ganja yang diimpor biasanya berharga 700 baht atau hampir Rp300 ribu per gram. “Berkat legalisasi, harganya telah turun setengahnya,” kata Jiratti.

Perempuan berusia 42 tahun itu didiagnosis menderita kanker payudara stadium lanjut lima tahun lalu. Dua tahun kemudian dia mulai menggunakan minyak ganja dan produk lainnya untuk mengurangi rasa sakit, muntah, kelelahan dan kecemasan yang dia derita setelah kemoterapi.

"Saya telah mengonsumsi ganja secara teratur sehingga saya tidak perlu merasa sakit," katanya sambil merobek dan merebus daun ganja untuk membuat teh infus, memenuhi apartemen satu kamar tidurnya di Bangkok dengan baunya yang khas.

Thailand pekan lalu menjadi negara Asia pertama yang melegalkan pertumbuhan dan konsumsi ganja swasta, sebuah langkah yang dikatakan pihak berwenang akan meningkatkan pertanian dengan memberi petani tanaman komersial baru yang berharga. Baca selengkapnya

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tanaman lokal yang legal berarti pasokan produk tersebut lebih andal - hal yang baik selama pasien tahu cara menggunakannya, katanya. "Saya pikir Anda perlu pendidikan. Anda perlu mempelajari cara menggunakannya yang benar. Itu bisa berbahaya. Bisa berbahaya juga, lho."

Relaksasi pembatasan ganja di Thailand tidak berarti benar-benar gratis untuk semua. Pekan lalu, peraturan baru mulai berlaku melarang merokok publik ganja serta penjualannya kepada orang-orang di bawah 20 tahun, wanita hamil dan ibu menyusui.

Baca juga: Remaja Overdosis Ganja, Thailand Batasi Konsumsi Hanya untuk Dewasa

SUMBER: REUTERS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Belasan Pelaku UMKM Dikirim Belajar Pengembangan Usaha ke Thailand

2 jam lalu

Ilustrasi usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Belasan Pelaku UMKM Dikirim Belajar Pengembangan Usaha ke Thailand

Sebanyak 15 pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) diterbangkan ke Thailand untuk belajar mengembangkan usaha.


Kenya akan Kirim 1.500 Pekerja Pertanian ke Israel

23 jam lalu

Pekerja Thailand dari Israel turun di bandara Don Mueang pada Kamis pagi. Foto: Angkatan Udara Kerajaan Thailand
Kenya akan Kirim 1.500 Pekerja Pertanian ke Israel

Kementerian Pertanian Israel melaporkan bahwa 30.000-40.000 pekerja pertanian telah dipulangkan, dan setengah dari mereka adalah warga Palestina


Bus Tingkat Menabrak Pohon di Thailand, Menewaskan 14 Orang

3 hari lalu

Ilustrasi kecelakaan di jurang. Shutterstock
Bus Tingkat Menabrak Pohon di Thailand, Menewaskan 14 Orang

Bus tingkat jarak jauh itu melakukan perjalanan dari Bangkok ke wilayah paling selatan ketika keluar dari jalan raya sekitar pukul 01.00 dini hari.


6 Orang Lagi Warga Thailand Dibebaskan Hamas

3 hari lalu

Warga negara Thailand yang dibebaskan dari Jalur Gaza setelah disandera oleh orang-orang bersenjata dari kelompok militan Islam Palestina Hamas selama serangan mematikan 7 Oktober di Israel, berdiri bersama selama kunjungan Duta Besar Thailand di Israel Pannabha Chandraramya ke Pusat Medis Shamir (Assaf Harofeh  ), tempat mereka dirawat, di Be'er Ya'akov, Israel 26 November 2023. Kementerian Luar Negeri Thailand/Handout via REUTERS
6 Orang Lagi Warga Thailand Dibebaskan Hamas

Warga Thailand yang menjadi sandera Hamas kembali dibebaskan, kali ini dalam kelompok kedua yang terdiri dari enam orang.


Ganjar Minta Pemerintah Kendalikan Harga Bahan Pokok Jelang Natal dan Tahun Baru

3 hari lalu

Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo (tengah) menyapa warga saat berolahraga di Car Free Day Jalan Udayana Mataram, NTB, Minggu, 3 Desember 2023. Pada rangkaian kampanyenya di NTB, Ganjar Pranowo dijadwalkan menghadiri pertemuan dengan Tim Pemenangan Daerah (TPD) dan mengunjungi Ponpes Qomarul Huda Bagu. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
Ganjar Minta Pemerintah Kendalikan Harga Bahan Pokok Jelang Natal dan Tahun Baru

Ganjar Pranowo meminta pemerintah harus berperan untuk mengendalikan kenaikan harga bahan pokok yang selalu naik menjelang Natal dan Tahun Baru


Veda Ega Pratama dan Andi Gilang Juara di Race 1 ARRC Thailand 2023

6 hari lalu

Andi Gilang di ARRC ASB1000 Thailand 2023. (Foto: Instagram/@27_andigilang)
Veda Ega Pratama dan Andi Gilang Juara di Race 1 ARRC Thailand 2023

Veda Ega Pratama dan Andi Gilang berhasil keluar sebagai juara di balapan pertama Asia Road Racing Championship (ARRC) Thailand 2023.


Sandera Thailand Pulang dari Gaza: 'Saya Terlahir Kembali'

6 hari lalu

Natthaporn Onkaew, 26, bereaksi saat dia kembali ke rumah setelah disandera selama hampir dua bulan oleh kelompok Islam Palestina Hamas di Gaza, di Nakhon Phanom, Thailand, 1 Desember 2023. REUTERS/Chalinee Thirasupa
Sandera Thailand Pulang dari Gaza: 'Saya Terlahir Kembali'

Seorang sandera asal Thailand mengatakan ia dia diberi makanan dan air minum, tetapi tidak sempat mandi, hanya sikat gigi.


Andi Gilang dan Veda Ega Pratama Pole Position di ARRC Thailand 2023

6 hari lalu

Andi Gilang di ARRC ASB1000 Thailand 2023. (Foto: Instagram/@27_andigilang)
Andi Gilang dan Veda Ega Pratama Pole Position di ARRC Thailand 2023

Andi Gilang dan Veda Ega Pratama raih pole position dalam ajang Asia Road Racing Championship (ARRC) Thailand di kelas berbeda.


Tanda dan Gejala Orang Gunakan Obat Keras Berlebih dan Konsumsi Narkoba

7 hari lalu

Simbol obat keras. Istimewa
Tanda dan Gejala Orang Gunakan Obat Keras Berlebih dan Konsumsi Narkoba

Seseorang yang sudah mengonsumsi obat keras berlebih bisa berbahaya. Berikut tanda-tanda pemakai obat keras berlebih dan pengguna narkoba.


Sandera Thailand Pulang Kampung, 39 Rekan Mereka Tewas dalam Serangan 7 Oktober

7 hari lalu

Gelombang pertama warga negara Thailand yang dibebaskan oleh kelompok Palestina Hamas tiba di rumah setelah ditahan selama hampir dua bulan di Gaza, di bandara Suvarnabhumi Bangkok di Thailand 30 November 2023. REUTERS/Jorge Silva
Sandera Thailand Pulang Kampung, 39 Rekan Mereka Tewas dalam Serangan 7 Oktober

Sebanyak 23 warga Thailand yang disandera Hamas di Gaza dibebaskan, sementara 9 masih ditahan. Ada 39 rekan mereka tewas dalam serangan 7 Oktober.