TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan roket swasta, SpaceX, memecat setidaknya lima pegawainya setelah mereka ditemukan menulis dan menyebarkan sepucuk surat yang mengkritik pendiri SpaceX, Elon Musk. Dua sumber menyebut, surat itu mendesak para pegawai di tingkat eksekutif agar membuat budaya perusahaan lebih inklusif.
SpaceX belum mau berkomentar perihal ini. Sebelumnya pada Kamis, 16 Juni 2022, surat kabar New York Times melaporkan SpaceX memecat sejumlah pegawai terkait surat yang beredar.
New York Times menulis pemberitaan itu berdasarkan keterangan tiga pegawai SpaceX yang faham perihal ini. Namun pemberitaan New York Times tidak menyebut berapa jumlah persis pegawai SpaceX yang di PHK tersebut.
Elon Musk sekarang mungkin menjadi orang terkaya di dunia menurut standar Bloomberg dan Forbes, yang berfokus pada uang, meskipun memang cenderung fokus pada penghitungan aset yang dapat diketahui. REUTERS
Presiden SpaceX Gwynne Shotwell mengirimkan sepucuk email yang menjelaskan perusahaan telah menginvestigasi dan mengakhiri kontrak kerja sejumlah pegawai yang ada sangkut-pautnya dengan surat yang beredar tersebut. Para pegawai yang kena pecat dianggap sudah membuat staf lain merasa tidak nyaman, terintimidasi dan merasa mengalami perundungan atau marah karena surat itu seolah menekan mereka untuk ditanda-tangani demi hal yang tidak mencerminkan pandangan mereka.
Reuters belum bisa memverifikasi laporan New York Times tersebut.
Miliarder
Musk sedang mengajukan sebuah tender untuk Twitter senilai USD 44 miliar. Dia juga memperjelas dukungannya untuk kebebasan berbicara di media sosial tersebut.
Sebelumnya pada Kamis, 16 Juni 2022, Musk mengatakan para pegawai Twitter seharusnya membolehkan hal-hal 'gila' selama konten yang diunggah ke Twitter tidak ilegal.
SpaceX dalam surat terbuka yang ditujukan untuk pejabat eksekutif di perusahaan itu, yang dilihat oleh Reuters, menyebut Musk adalah sebuah gangguan dan bikin malu perusahaan yang telah dia dirikan.