TEMPO.CO, Jakarta -Sekutu dari politisi oposisi Rusia yang dipenjara, Alexei Navalny, dengan panik mengumumkan dugaan hilangnya pengkritik Kremlin pada Selasa lalu. Hal itu disampaikan ketika mereka tidak menemukan Navalny di penjara tempat dia menjalani waktunya. Selain itu, tidak ada kabar di mana dia dibawa.
Namun pada Selasa petang waktu setempat, ketua komisi pemantauan penjara mengatakan Navalny telah dipindahkan ke penjara dengan keamanan maksimum di dekat penjara sebelumnya.
Kantor berita Rusia mengutip Sergei Yazhan, ketua Komisi Pengawasan Publik regional, melaporkan bahwa Navalny dipindahkan ke penjara IK-6 di desa Melekhovo di wilayah Vladimir. Melekhovo berjarak sekitar 155 mil sebelah timur Moskow.
Pemindahan penjara di Rusia terkadang memakan waktu berhari-hari dan diselimuti kerahasiaan. Minimnya informasi tentang keberadaan Navalny, musuh politik paling gigih Presiden Rusia Vladimir Putin, telah mengkhawatirkan sekutunya.
“Selama ini kami tidak tahu di mana Alexei. Dia ditinggalkan sendirian dengan sistem yang pernah mencoba membunuhnya," kata juru bicara Navalny, Kira Yarmysh, di media sosial. Setelah transfer dilaporkan, dia mengatakan rekan dekatnya belum dapat mengkonfirmasi secara independen.
Sekutu terdekatnya, Leonid Volkov, mengatakan di Telegram bahwa pengacara Navalny mengunjunginya di penjara Selasa dan diberi tahu bahwa “tidak ada narapidana seperti itu di sini.”“Di mana Alexei sekarang dan ke penjara mana dia dibawa, kami tidak tahu,” kata Volkov.
Navalny dijatuhi hukuman sembilan tahun tambahan di penjara dengan keamanan maksimum setelah dinyatakan bersalah dalam kasus penipuan pada Maret yang menurut Barat adalah bagian dari serangkaian penuntutan bermotif politik terhadap politisi tersebut.
Alexei Navalny ditangkap pada Januari 2021 setelah kembali ke Rusia dari Jerman, di mana dia dirawat karena keracunan. Negara-negara Barat dan Navalny menyalahkan Rusia atas keracunan itu, tuduhan yang dibantah oleh Kremlin.
Baca juga: Lawan Politik Putin Navalny Divonis 9 Tahun, Pengacaranya Ditangkap
SUMBER: NBC NEWS