TEMPO.CO, Jakarta - Enam mantan hakim terkemuka dan enam pengacara senior India mengatakan pemerintah negara bagian Uttar Pradesh telah bertindak ilegal dengan menghancurkan rumah seorang aktivis Muslim yang dituduh terlibat kerusuhan setelah demo menentang penghinaan Nabi Muhammad.
Kepala menteri Uttar Pradesh, Yogi Adityanath, seorang garis keras partai berkuasa BJP, memerintahkan pembongkaran akhir pekan atas rumah milik orang-orang yang dituduh terlibat dalam kerusuhan pekan lalu, termasuk rumah aktivis Mohammad Javed.
Dalam sebuah surat yang ditujukan kepada hakim agung, enam mantan hakim dan enam pengacara senior pada hari Selasa mengutuk tindakan negara dalam menghancurkan rumah Javed pada Minggu.
Mantan hakim dan pengacara itu mendesak Mahkamah Agung mengambil tindakan untuk "menangkap situasi hukum dan ketertiban yang memburuk" di Uttar Pradesh.
"Cara terkoordinasi di mana polisi dan otoritas pembangunan telah bertindak mengarah pada kesimpulan yang jelas bahwa pembongkaran adalah bentuk hukuman ekstra-yudisial kolektif, yang disebabkan oleh kebijakan negara yang ilegal," tulis mereka.
Pejabat setempat mengatakan pembongkaran itu dibenarkan karena bagian dari rumah telah dibangun secara ilegal dan Javed tidak muncul untuk dengar pendapat tentang masalah tersebut pada bulan Mei.
Polisi Uttar Pradesh mengatakan Javed juga terlibat dalam kerusuhan yang dipicu salah satu protes baru-baru ini.
K.K. Roy, pengacara Javed, mengatakan keluarga hanya menerima salinan pemberitahuan pada Jumat malam, dua hari sebelum pembongkaran, dan bahwa bangunan itu milik istri Javed dan bukan dia.
Ribuan Muslim turun ke jalan di seluruh India untuk memprotes komentar anti-Islam yang dibuat oleh dua anggota Partai Bharatiya Janata Party (BJP) nasionalis Hindu pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi.
Bentrokan pecah antara Muslim dan Hindu dan antara pengunjuk rasa dan polisi di beberapa daerah, dengan sedikitnya 400 orang ditangkap.
Protes telah menyebar ke beberapa kota utara dan timur dipicu oleh komentar dua pejabat BJP pada Mei dan Juni yang dinilai umat Muslim menghina Nabi Muhammad.
Partai menskors seorang juru bicara dan memecat pejabat lainnya atas komentar tersebut, dan mengatakan mengutuk penghinaan terhadap agama apapun.
Tetapi para kritikus mengatakan polarisasi agama semakin dalam di India sejak Modi berkuasa pada 2014. Sejauh ini Modi belum mengomentari masalah ini.
Negara-negara termasuk Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Oman dan Iran - semua mitra dagang penting bagi India - mengajukan protes diplomatik terhadap pernyataan tersebut.
Reuters
Baca juga Rumah Pengunjuk Rasa anti-Penghinaan Nabi di India Dibuldozer