García sudah buron dan surat perintah penangkapannya sudah tersebar di 190 negara setelah dia dituduh mendalangi pembunuhan istrinya Abril Pérez Sagaón. Pérez Sagaón ditembak di kepala oleh pengendara sepeda motor di
Mexico City di depan dua anaknya di mobilnya. Menurut pihak berwenang, peristiwa tragis itu terjadi beberapa hari sebelum sidang yang dijadwalkan untuk kasus perceraian.
Seperti diwartakan The Independent mengutip El Pais, Senin, 13 Juni 2022, salah satu pembunuh yang disewa untuk membunuh Pérez bersaksi di pengadilan kota Meksiko. Dia mengatakan bahwa García menawarkan uang tambahan US$ 2500 atau sekitar RP 367 juta rupiah untuk membunuh istrinya sebelum sidang.
Pérez Sagaón mengajukan gugatan cerai setelah García menuduhnya mencoba membunuhnya ketika sedang tidur dengan tongkat baseball. Namun Garcíalah yang kemudian memukulnya dengan benda itu pada Januari 2019.
Setelah serangan itu, gambar-gambar grafis dari wajahnya yang berlumuran darah menjadi viral di media sosial dan membuat netizen marah.
Hampir 10 bulan kemudian atau persisnya pada 25 November, Pérez Sagaón tewas terbunuh. Ironis di hari kematiannya, PBB sedang merayakan Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan. Pembunuhan Pérez Sagaón itu pun, memicu kemarahan kelompok feminis yang melakukan demonstrasi dan mengangkat slogan.
García sebenarnya dibawa ke penahanan pra-persidangan selama 10 bulan setelah istrinya secara resmi menuduhnya melakukan percobaan pembunuhan, tetapi seorang hakim membebaskannya pada November 2021 menyusul perintah kontroversial yang menurunkan dakwaan menjadi kekerasan dalam rumah tangga. Hakim Federico Mosco González mempertanyakan maksud dari dugaan kejahatan yang hasilnya meringankan García.
Sebelum pembunuhan, Pérez mengajukan perintah penahanan terhadap García dan berjuang untuk mendapatkan hak asuh hukum atas ketiga anaknya.
Pada saat pembunuhan, Pérez baru saja kembali ke Mexico City dari Nuevo Leon untuk evaluasi mental yang diperintahkan pengadilan sehubungan dengan kasus tersebut. Dia sedang bepergian dengan pengacara dan anak-anaknya. Seorang pria tiba-tiba berjalan ke arah mobil yang berhenti di lampu lalu lintas dan menembaknya. Dia meninggal malam itu di rumah sakit.
Kantor berita Meksiko La Jornada mewartakan, beberapa hari setelah pembunuhan itu García diduga melarikan diri dari Meksiko dan masuk wilayah Amerika Serikat dengan jalan kaki menyeberang ke San Diego melalui Tijuana. García membantah tuduhan itu dan mengklaim tidak bersalah dalam sebuah surat yang dia kirim ke pejabat Mexico City pada 2019.
García diangkat sebagai CEO
Amazon untuk wilayah Meksiko ketika raksasa e-commerce itu membuka kantor pertamanya pada 2014. Dia menduduki posisi itu hingga 2017.