TEMPO.CO, Jakarta - Kremlin mengungkap tidak mencapai kata sepakat dalam rapat pada Kamis, 9 Juni 2022 untuk menjual gandum dari Ukraina ke Turki. Namun dialog untuk menemukan kata sepakat akan terus dilanjutkan.
Gandum yang hendak dijual ke Turki itu, diklaim Ukraina dicuri oleh Rusia dari negaranya. Moskow menyangkal tuduhan mencuri gandum, namun Amerika Serikat menegaskan ada sejumlah laporan yang kredibel kalau Rusia mencurinya.
Yevgeny Balitsky, utusan Rusia untuk penaggung jawab wilayah Zaporizhzhia di Ukraina, menyebut gandum yang ada di Zaporizhzhia telah dikirim Krimea lewat timur tengah.
“Sejauh ini belum ada kesepakatan yang dicapai, upaya terus dilanjutkan,” kata Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Menurut Peskov, pihaknya belum bisa mengkonfirmasikan pernyataan Balitsky kalau gandum sudah dikirim lewat jalur kereta ke Krimea. Krimea adalah wilayah Ukraina yang dicaplok Rusia pada 2014 silam.
“Warga Ukraina selalu sibuk dengan apa yang Anda bisa curi dan mereka fikir semua orang melakukan hal itu,” kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Rabu, 8 Juni 2022, menjawab tuduhan kalau Rusia mencuri gandum dari Ukraina.
Ukraina adalah salah satu eksportir gandum terbesar ke Afrika dan timur tengah. pengiriman gandum ke sana terganggu akibat invasi Rusia ke Ukraina. Kondisi ini telah mendorong naiknya harga-harga bahan makanan dan mendorong terjadinya krisis pangan internasional.
Turki telah mendorong agar ada kesepakatan antara Rusia dan Ukraina perihal rencana ekspor gandum dari sejumlah pelabuhan di Ukraina. Lavrov mengatakan pihaknya sudah melakukan hal yang menjadi kewajiban Rusia sehingga sekarang sebenarnya keputusan ada di Ukraina untuk mencabut ranjau-ranjau yang disebar di pelabuhan-pelabuhannya supaya kapal-kapal bisa keluar dari Laut Hitam.
Sumber : Reuters
Baca juga: Aneka Mitos soal Gluten, Cek Faktanya
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.