TEMPO.CO, Jakarta -Otoritas Inggris memprioritaskan pembicaraan dengan Ukraina daripada Rusia mengenai situasi dua pria Inggris yang divonis mati oleh pengadilan di salah satu proksi Rusia di Ukraina timur.
Hal ini diungkapkan juru bicara Perdana Menteri Boris Johnson seperti dilansir Reuters pada Jumat 10 Juni 2022.
Menteri Luar Negeri Liz Truss mengangkat masalah ini dengan rekannya dari Ukraina dalam panggilan telepon, kata juru bicara itu. Pembicaraan ini terjadi setelah Shaun Pinner dan Aiden Aslin dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan di Republik Rakyat Donetsk (DPR) yang memproklamasikan sendiri (kemerdekaannya).
Ditanya apakah Inggris akan berbicara dengan Rusia untuk menjamin pembebasan mereka, juru bicara itu mengatakan "Kami tidak memiliki interaksi reguler dengan Rusia"."Prioritas kami adalah bekerja dengan pemerintah Ukraina untuk mencoba dan memastikan pembebasan mereka secepat mungkin," kata juru bicara itu.
"Mereka diberikan perlindungan di bawah Konvensi Jenewa sebagai anggota Angkatan Bersenjata Ukraina, itulah sebabnya kami ingin terus bekerja sama dengan mereka untuk mencoba membebaskan mereka secepat mungkin.
Aslin dan Pinner ditangkap Rusia di Mariupol karena membantu Ukraina. Mereka dijatuhi hukuman mati pada Kamis waktu setempat. Selain Aislin dan Pinner, seorang warga Maroko yang juga membantu Ukraina, Saaudun Brahim, juga dijatuhi hukuman mati. Ketiganya diberikan hukuman tersebut karena didakwa melakukan terorisme.
Baca juga: 2 Warga Inggris dan 1 dari Maroko Divonis Mati karena Bela Ukraina
SUMBER: REUTERS