TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah kota Shanghai kembali menggelar tes Covid-19 massal akhir pekan ini, hanya 10 hari setelah penguncian seluruh kota dicabut. Keputusan ini meresahkan penduduk dan meningkatkan kekhawatiran tentang dampaknya terhadap bisnis.
Pihak berwenang memerintahkan pengujian PCR untuk semua penduduk di 14 dari 16 distrik Shanghai selama akhir pekan.
Beberapa distrik mengatakan warga tidak akan diizinkan meninggalkan rumah saat pengujian dilakukan. Pemberitahuan yang dikeluarkan distrik Changning menggambarkan keharusan tinggal di rumah sebagai 'manajemen tertutup' dari komunitas yang dijadikan sampel.
Tes PCR ini dilakukan karena naiknya kasus harian Covid-19. China Daratan melaporkan 151 kasus virus corona baru pada 9 Juni, di mana 45 di antaranya bergejala dan 106 tidak menunjukkan gejala, Komisi Kesehatan Nasional mengatakan pada hari Jumat.
Semi-lockdown ini ramai jadi perbincangan warga di Weibo. Banyak di antara mereka terkejut dan sebagian khawatir terjadi penguncian total lagi
Warga perlu membuktikan bahwa mereka telah diuji dalam 72 jam terakhir untuk memasuki area seperti mal dan kantor - atau bahkan untuk menggunakan kereta bawah tanah dan bus.
Banyak orang yang frustrasi karena harus mengantri berjam-jam untuk diuji di ribuan stan yang tersebar di seluruh kota.
Beberapa bagian Shanghai tetap di bawah atau kembali dikunci tak lama setelah 1 Juni karena kasus positif dan kontak dekat mereka. Tiga dari infeksi terbaru yang menyebabkan beberapa penutupan ditelusuri ke salon kecantikan populer di pusat kota.
Sementara itu, Beijing menutup tempat hiburan dan internet di dua distrik terbesar di ibu kota setelah melacak kasus ke beberapa bar.
Tingkat infeksi China sebenarnya rendah menurut standar global, Presiden Xi Jinping telah menggandakan kebijakan nol-Covid yang menurut pihak berwenang diperlukan untuk melindungi orang tua dan sistem medis, bahkan ketika negara-negara lain mencoba untuk hidup dengan virus.
Reuters