Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ketika Kathmandu Dipenuhi Sampah

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

image-gnews
Tumpukan sampah di Bashantapur Durbar Square, sebuah situs warisan dunia UNESCO, di Kathmandu, Nepal 7 Juni 2022. Warga menolak desa mereka jadi di tempat pembuangan akhir. REUTERS/Navesh Chitrakar
Tumpukan sampah di Bashantapur Durbar Square, sebuah situs warisan dunia UNESCO, di Kathmandu, Nepal 7 Juni 2022. Warga menolak desa mereka jadi di tempat pembuangan akhir. REUTERS/Navesh Chitrakar
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tumpukan sampah menggunung hampir di semua sudut Kathmandu, beberapa pekan terakhir. Padahal Nepal sedang berupaya untuk menarik turis asing setelah ekonomi lesu akibat pembatasan Covid-19.

Pemerintah kota Kathmandu kesulitan membuang sampah karena diprotes warga di sekitar tempat pembuangan akhir. 

Kotornya kota ini banyak dikeluhkan warga dan juga turis asing. Richard McSorley asal Inggris yang berjalan melewati tumpukan sampah bau di ibu kota Nepal, Kamis, 9 Juni 2022, mengenang kota bertabur kuil yang jauh lebih bersih ketika dia berkunjung beberapa dekade lalu untuk pertama kalinya.

"Jika saya adalah turis baru, saya akan merasa jijik," kata pria 48 tahun itu kepada Reuters, sambil menunjuk tumpukan sampah di pinggir jalan di Kathmandu.

Suasana di sekitar kuil Hindhu di kawasan Kota Tua Kathmandu, Nepal, ketika tidak dipenuhi sampah. Foto: Robertus Robert

Biswas Dhungana, seorang pengunjuk rasa di tempat pembuangan akhir di Bancharedanda, mengatakan penduduk desa tidak akan mengizinkan truk yang memuat sampah masuk, karena pemerintah tidak berbuat banyak untuk menyediakan infrastruktur dan mengelola sampah.

"Kami dipaksa untuk hidup seperti babi dalam kondisi buruk selama beberapa tahun karena pemerintah tidak melakukan apa pun untuk menjaga desa tetap bersih," kata Dhunana kepada Reuters.

Pada hari Rabu, ratusan penduduk desa termasuk perempuan dan anak-anak mendirikan penghalang di jalan menuju Bancharedanda dan memaksa sekitar 200 truk yang sarat dengan sampah Kathmandu untuk kembali tanpa membuang muatan mereka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para pengunjuk rasa melempari truk dari puncak bukit hingga melukai tiga polisi, yang menembakkan gas air mata untuk membubarkan protes, kata saksi.

Sunil Lamsal, seorang pejabat yang mengawasi penanganan sampah Kathmandu, mengatakan dia bekerja untuk mengatasi kekhawatiran yang diajukan oleh warga Bancharedanda sesegera mungkin.

"Kami berkoordinasi dengan para pengunjuk rasa dan akan mengundang mereka untuk melakukan pembicaraan guna menyelesaikan masalah tersebut," kata Lamsal.

Namun tumpukan sampah di jalan-jalan Kathmandu terus bertambah, menambah keresahan warga.

"Saya muak dengan pihak berwenang yang bahkan tidak bisa menjaga kebersihan kota," kata warga Kathmandu, Laloo Magar. "Sungguh memalukan... memalukan."

Pemerintah Nepal berharap bisa menarik kembali turis setelah Covid-19 mereda. 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menanti Senat dan Raja, Thailand Selangkah Lagi Melegalkan Pernikahan Sesama Jenis

2 hari lalu

Komunitas LGBT Thailand berpartisipasi dalam Parade Hari Kebebasan Gay di Bangkok, Thailand, 29 November 2018. REUTERS/Soe Zeya Tun
Menanti Senat dan Raja, Thailand Selangkah Lagi Melegalkan Pernikahan Sesama Jenis

Parlemen Thailand dengan suara bulat menyetujui rancangan undang-undang yang melegalkan pernikahan sesama jenis


Hadapi Libur Lebaran, Yogyakarta Antisipasi Sampah Pasca Penutupan TPA Piyungan

7 hari lalu

Depo sampah di Kota Yogya masih dibuka dengan jam operasional secara terbatas karena volume sampah yang dibawa ke TPA Piyungan juga dibatasi. Dok.istimewa.
Hadapi Libur Lebaran, Yogyakarta Antisipasi Sampah Pasca Penutupan TPA Piyungan

Pemerintah Kota Yogyakarta bersiap menghadapi cuti bersama dan libur Lebaran yang jatuh pada tanggal 8 hingga 15 April 2024 mendatang.


Mengenal Pokhara, Ibu Kota Pariwisata Nepal yang Baru Diresmikan

11 hari lalu

Pokhara, Nepal (Pixabay)
Mengenal Pokhara, Ibu Kota Pariwisata Nepal yang Baru Diresmikan

Pokhara dikenal sebagai pusat wisata Nepal yang terkenal karena keindahan alam, kekayaan budaya, dan beragam kegiatan rekreasi.


KLHK Sebut 18 Produsen Telah Implementasikan Peta Jalan Pengurangan Sampah

21 hari lalu

Petugas mengoperasikan alat berat untuk menutup permukaan gunungan sampah dengan tanah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Antang, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu, 27 Januari 2024. Pemerintah setempat menutup sebagian permukaan gunungan sampah dengan tanah di TPA tersebut sebagai upaya mengurangi bau busuk yang menyengat terutama saat musim hujan. ANTARA FOTO/Arnas Padda
KLHK Sebut 18 Produsen Telah Implementasikan Peta Jalan Pengurangan Sampah

KLHK mengklaim implementasi peta jalan pengurangan sampah oleh 18 produsen telah memangkas 72 ribu ton sampah plastik.


Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

21 hari lalu

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara simbolik melakukan penutupan TPA Piyungan pada awal Maret 2024. TPA Piyungan selama ini menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. (Dok. Istimewa)
Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.


Timbunan Masalah Sampah di Sumatera Barat, Apa Penyebabnya?

28 hari lalu

Salah satu sudut Kota Payakumbuh, Sumatera Barat, yang menjadi lokasi penumpukan sampah. Kota itu menghadapi krisis pengelolaan sampah sejak penutupan sementara TPA yang ada sejak  1 Januari 2024. TEMPO/Fachri Hamzah
Timbunan Masalah Sampah di Sumatera Barat, Apa Penyebabnya?

Persoalan sampah di Kota Payakumbuh menguak kendala yang lebih serius mengenai penanganan limbah di Sumatera Barat.


Pentingnya Kolaborasi untuk Pengelolaan Sampah

30 hari lalu

Pentingnya Kolaborasi untuk Pengelolaan Sampah

90 persen sampah masih berakhir di TPA.


Jawa Tengah Beri Penghargaan 48 Desa yang Mandiri Kelola Sampah

31 hari lalu

Petugas Pemadam Kebakaran berusaha memadamkan api yang membakar gunungan sampah di TPA Putri Cempo, Solo, Jawa Tengah, Minggu, 17 September 2023. Kebakaran tersebut diduga karena cuaca panas yang memicu gas metan di dalam sampah, sedangkan luasan gunungan sampah yang terbakar diperkirakan mencapai dua hektar. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Jawa Tengah Beri Penghargaan 48 Desa yang Mandiri Kelola Sampah

Jawa Tengah juga memanfaatkan sampah menjadi pembangkit tenaga listrik dan bahan bakar di industri semen.


Demi Keselamatan, Pendaki Gunung Everest dari Nepal bakal Diwajibkan Bawa Chip

32 hari lalu

Ilustrasi pendaki Gunung Everest (Pixabay)
Demi Keselamatan, Pendaki Gunung Everest dari Nepal bakal Diwajibkan Bawa Chip

Chip ini diperkirakan akan mulai berlaku pada musim semi mendatang, yang bertepatan dengan dimulainya musim pendakian di Gunung Everest.


UNRWA Ingatkan Gaza Kekurangan Air Bersih dan Sampah Menumpuk

32 hari lalu

Seorang anak duduk di samping antrean jerigen air bersih, di tengah kekurangan air bersih dan air minum yang dialami warga Palestina, saat konflik antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas berlanjut, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 5 November 2023. REUTERS/Ibraheem Abu  Mustafa
UNRWA Ingatkan Gaza Kekurangan Air Bersih dan Sampah Menumpuk

Tempat penampungan di Gaza sudah penuh sesak, air bersih langka dan sampah padat menggunung. Kondisi ini memudahkan penyebaran penyakit.