TEMPO.CO, Jakarta - Tumpukan sampah menggunung hampir di semua sudut Kathmandu, beberapa pekan terakhir. Padahal Nepal sedang berupaya untuk menarik turis asing setelah ekonomi lesu akibat pembatasan Covid-19.
Pemerintah kota Kathmandu kesulitan membuang sampah karena diprotes warga di sekitar tempat pembuangan akhir.
Kotornya kota ini banyak dikeluhkan warga dan juga turis asing. Richard McSorley asal Inggris yang berjalan melewati tumpukan sampah bau di ibu kota Nepal, Kamis, 9 Juni 2022, mengenang kota bertabur kuil yang jauh lebih bersih ketika dia berkunjung beberapa dekade lalu untuk pertama kalinya.
"Jika saya adalah turis baru, saya akan merasa jijik," kata pria 48 tahun itu kepada Reuters, sambil menunjuk tumpukan sampah di pinggir jalan di Kathmandu.
Suasana di sekitar kuil Hindhu di kawasan Kota Tua Kathmandu, Nepal, ketika tidak dipenuhi sampah. Foto: Robertus Robert
Biswas Dhungana, seorang pengunjuk rasa di tempat pembuangan akhir di Bancharedanda, mengatakan penduduk desa tidak akan mengizinkan truk yang memuat sampah masuk, karena pemerintah tidak berbuat banyak untuk menyediakan infrastruktur dan mengelola sampah.
"Kami dipaksa untuk hidup seperti babi dalam kondisi buruk selama beberapa tahun karena pemerintah tidak melakukan apa pun untuk menjaga desa tetap bersih," kata Dhunana kepada Reuters.
Pada hari Rabu, ratusan penduduk desa termasuk perempuan dan anak-anak mendirikan penghalang di jalan menuju Bancharedanda dan memaksa sekitar 200 truk yang sarat dengan sampah Kathmandu untuk kembali tanpa membuang muatan mereka.
Para pengunjuk rasa melempari truk dari puncak bukit hingga melukai tiga polisi, yang menembakkan gas air mata untuk membubarkan protes, kata saksi.
Sunil Lamsal, seorang pejabat yang mengawasi penanganan sampah Kathmandu, mengatakan dia bekerja untuk mengatasi kekhawatiran yang diajukan oleh warga Bancharedanda sesegera mungkin.
"Kami berkoordinasi dengan para pengunjuk rasa dan akan mengundang mereka untuk melakukan pembicaraan guna menyelesaikan masalah tersebut," kata Lamsal.
Namun tumpukan sampah di jalan-jalan Kathmandu terus bertambah, menambah keresahan warga.
"Saya muak dengan pihak berwenang yang bahkan tidak bisa menjaga kebersihan kota," kata warga Kathmandu, Laloo Magar. "Sungguh memalukan... memalukan."
Pemerintah Nepal berharap bisa menarik kembali turis setelah Covid-19 mereda.