TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan orang berkumpul di Taipei untuk memperingati tindakan keras berdarah China terhadap demonstran pro-demokrasi di Lapangan Tiananmen, Beijing 33 tahun yang lalu.
Peringatan dilakukan di Taiwan, Sabtu, 4 Juni 2022, karena tidak mungkin melaksanakannya di Cina. Bahkan aparat di Hong Kong melakukan pengamanan ketat untuk mencegah tanda-tanda protes di sana.
Tanggal 4 Juni adalah peringatan untuk mengenang kekejaman pasukan China yang melepaskan tembakan guna mengakhiri demo mahasiswa dan warga sipil di dalam dan sekitar alun-alun Tiananmen di pusat Beijing.
China tidak pernah mengumumkan jumlah korban tewas dari peristiwa 4 Juni 1989, tetapi kelompok hak asasi manusia dan saksi mata mengatakan angka itu bisa mencapai ribuan.
Warga Taiwan berkumpul untuk memperingati 33 tahun penumpasan Tiananmen Beijing di Taipei, Taiwan 4 Juni 2022. REUTERS/Ann Wang
China melarang setiap peringatan publik dari acara tersebut di daratan, dan pihak berwenang Hong Kong juga telah menekan, menjadikan Taiwan yang demokratis satu-satunya bagian dari dunia berbahasa China yang dapat mengenangnya secara terbuka.
"Ini adalah simbol betapa demokrasi itu berharga dan rapuh pada saat yang sama, dan bagaimana orang yang peduli dengan demokrasi perlu membelanya atau otoriter di mana pun akan berpikir orang tidak peduli," kata penulis Jeremy Chiang, 27 tahun, yang hadir di acara di Lapangan Liberty Taipei.
Aktivis merakit versi baru "Pilar Malu" - sebuah patung untuk memperingati unjuk rasa Tiananmen yang dibongkar oleh universitas terkemuka Hong Kong pada bulan Desember dari kampusnya, di mana ia telah berdiri selama lebih dari dua dekade.
Teriakan mendukung Hong Kong terdengar setelah patung itu dipasang.
Pemimpin Hong Kong, Carrie Lam, mengatakan minggu ini bahwa setiap acara untuk memperingati mereka yang tewas dalam penumpasan tahun 1989 akan tunduk pada undang-undang keamanan nasional.
Di Taman Victoria Hong Kong, yang biasa dipakai memperingati peristiwa Tiananmen sebelum pandemi Covid-19 melanda, diblokir pihak berwenang.
Ratusan polisi, beberapa dengan anjing pelacak, berpatroli di area taman dan melakukan pemeriksaan ketat. Saat malam tiba, lampu sorot menerangi hamparan lapangan sepak bola yang kosong.
Terakhir kali acara peringatan diadakan di Hong Kong pada 2019, dengan lebih dari 180.000 orang hadir,
"Semua orang tetap diam karena mereka takut ditangkap," kata seorang warga Hong Kong, Victor, 57 tahun.
China memberlakukan undang-undang keamanan nasional di Hong Kong pada Juni 2020 yang menghukum tindakan subversi, terorisme, dan kolusi dengan pasukan asing hingga hukuman penjara seumur hidup. Beijing mengatakan undang-undang itu diperlukan untuk memulihkan stabilitas setelah protes anti-pemerintah pada 2019.
'Di Taiwan yang diklaim Cina, Presiden Tsai Ing-wen mengecam "ingatan kolektif 4 Juni dihapus secara sistematis di Hong Kong".
"Tapi kami percaya bahwa kekerasan seperti itu tidak dapat menghapus ingatan orang," katanya di halaman Facebook dan Instagram-nya.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyebut tindakan keras Tiananmen sebagai "serangan brutal", menambahkan dalam sebuah pernyataan: "Upaya individu pemberani ini tidak akan dilupakan".
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian, pada konferensi pers rutin pada hari Kamis, mengulangi pernyataan Beijing tentang peristiwa tersebut. "Pemerintah China telah lama sampai pada kesimpulan yang jelas tentang insiden politik yang terjadi pada akhir 1980-an," katanya.
Reuters