TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan Rusia berhasil mendekati pusat kota Sievierodonetsk meski sangat pelan, kata gubernur wilayah Luhansk, Serhiy Gaidai, Selasa, 31 Mei 2022.
Ia mengatakan kepada televisi pemerintah Ukraina bahwa ada sekitar 15.000 warga sipil yang masih berada di Sievierodonetsk, karena sebagian besar dari 120.000 orang di kota itu telah mengungsi untuk menghindari pemboman brutal oleh artileri Rusia.
Bersiap untuk yang terburuk, Gadai mengatakan pasukan Ukraina yang mempertahankan Sievierodonetsk dapat mundur melintasi sungai Siverskyi Donets ke kota Lysychansk untuk menghindari pengepungan.
Ketika serangan Rusia berlanjut di wilayah Donbas, timur Ukraina, Uni Eropa pada hari Senin setuju untuk melarang sebagian besar impor minyak Rusia, sebuah langkah yang dimaksudkan untuk menghancurkan keuangan Kremlin.
Dalam sanksi terberat blok itu terhadap Moskow sejak invasi ke Ukraina tiga bulan lalu, Presiden Dewan Eropa Charles Michel mengatakan larangan yang disepakati pada pertemuan puncak Uni Eropa di Brussels pada Senin akan segera mencakup lebih dari dua pertiga impor minyak dari Rusia dan memotong "sumber pembiayaan yang sangat besar untuk mesin perangnya."
Para pemimpin Uni Eropa mengatakan mereka telah sepakat untuk memotong 90% impor minyak dari Rusia pada akhir tahun ini, dengan pengecualian untuk Hongaria - negara yang terkurung daratan yang sangat bergantung pada minyak mentah dari Rusia - dan negara lain yang khawatir tentang dampak ekonomi larangan tersebut.
Mereka juga setuju untuk memutuskan bank terbesar Rusia, Sberbank, dari sistem SWIFT dan melarang tiga lembaga penyiaran milik negara Rusia, kata Michel.
Pengumuman itu datang ketika pasukan Rusia mendorong ke tujuan utama di Donbas, di mana Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan situasinya tetap "sangat sulit".
Rusia telah berusaha untuk merebut seluruh Donbas, yang terdiri dari Luhansk dan Donetsk yang diklaim Moskow atas nama proksi separatis.
Menaklukkan kota kembar Sievierodonetsk dan Lysychansk akan memberi Moskow kendali efektif atas Luhansk dan memungkinkan Kremlin untuk menyatakan kemenangan setelah lebih dari tiga bulan perang.
Pemimpin Republik Rakyat Luhansk yang didukung Moskow, Leonid Pasechnik, mengatakan kepada TASS bahwa sepertiga dari Sievierodonetsk "sudah di bawah kendali kami" tetapi kemajuannya kurang cepat dari yang diharapkan.
Berikutnya: Rusia terdesak di Selatan