TEMPO.CO, Jakarta -Otoritas Palestina mengatakan pada Kamis, 26 Mei 2022, bahwa penyelidikannya atas pembunuhan jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh, menunjukkan dia ditembak oleh seorang tentara Israel secara sengaja.
Jaksa Agung Palestina Akram Al-Khatib menyebut, penyelidikannya menunjukkan tidak ada militan yang dekat dengan Abu Akleh ketika dia meninggal.
“Satu-satunya sumber tembakan di tempat itu berasal dari pasukan pendudukan dengan niat untuk membunuh,” kata Al-Khatib kepada wartawan, merujuk pada Pasukan Pertahanan Israel (IDF), seperti dikutip Reuters, Jumat, 27 Mei 2022.
Dia menambahkan, Abu Akleh telah mencoba melarikan diri dengan beberapa rekan wartawan ketika tembakan pertama terdengar. "Ini merupakan kejahatan perang," kata Al-Khatib. Ketika jadi sasaran Abu Akleh sendiri telah mengenakan helm dan rompi pers yang dengan jelas menandai dia sebagai seorang jurnalis.
Israel gusar dengan klaim Palestina dan membantah tuduhan itu. Pihaknya hendak melanjutkan penyelidikannya sendiri atas kematian Abu Akleh.
Tentara Israel telah mengatakan sebelumnya bahwa dia mungkin telah ditembak secara tidak sengaja oleh salah satu tentaranya atau oleh seorang militan Palestina dalam baku tembak.
Abu Akleh meninggal pada 11 Mei ketika dia sedang meliput serangan militer Israel di kota Jenin di Tepi Barat, sebuah wilayah yang diduduki. Jaringan televisi Al Jazeera Qatar mengatakan akan merujuk pembunuhan itu ke Pengadilan Kriminal Internasional atau ICC.
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz menolak temuan itu. "Setiap klaim bahwa IDF dengan sengaja merugikan jurnalis atau warga sipil yang tidak terlibat, adalah kebohongan yang terang-terangan," tulisnya di Twitter.
Gantz mengulangi seruannya kepada Palestina untuk bekerja sama dengan Israel dalam penyelidikan. Dia juga menyarankan untuk menyerahkan peluru supaya bisa tes balistik dan melihat apakah itu cocok dengan senjata militer Israel.
Palestina mengatakan mereka tidak mempercayai Israel dan telah menolak untuk mengadakan penyelidikan bersama.
Al-Khatib mengatakan tes menunjukkan bahwa peluru yang membunuh Abu Akleh adalah peluru 5,56 mm yang ditembakkan dari senapan semi-otomatis Ruger Mini-14, yang digunakan oleh militer Israel.
Kaliber 5,56 yang sama juga dapat ditembakkan dari senapan M-16 yang dibawa oleh banyak militan Palestina. Al-Khatib sendiri tidak mengatakan bagaimana dia yakin itu berasal dari senapan Israel.
Israel mengatakan satu-satunya cara untuk memastikan apakah itu ditembakkan oleh salah satu tentaranya adalah dengan menganalisis peluru dan melihat apakah tanda di atasnya cocok dengan laras senjata Israel.
"Saya terus meminta PA untuk menyerahkan peluru dan temuannya. Kami siap dan bersedia melakukan penyelidikan bekerja sama dengan aktor internasional," kata Gantz, Kamis.
Baca juga: Palestina Desak ICC Selidiki Pembunuhan Jurnalis Al Jazeera
SUMBER: REUTERS