TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan Rusia pada Rabu, 25 Mei 2022, menggempur kota-kota yang ada wilayah Donbas, Ukraina. Rusia mengancam akan menutup rute pelarian utama terakhir bagi warga sipil yang terjebak di jalur terdepan mereka.
Rusia telah mengerahkan ribuan tentara ke wilayah itu, menyerang dari tiga sisi dalam upaya mengepung pasukan Ukraina yang bertahan di kota Sievierodonetsk dan Lysychansk. Kejatuhan mereka akan membuat seluruh provinsi Luhansk berada di bawah kendali Rusia.
Gubernur Luhansk Serhiy Gaidai mengatakan aparat kepolisian di Lysychansk sedang mengumpulkan mayat orang-orang yang terbunuh untuk dimakamkan dalam kuburan massal. Sekitar 150 orang telah dimakamkan di kuburan massal di satu distrik Lysychansk.
Salah seorang Penasihat Presiden Ukraina, Oleksiy Arestovych mengatakan, tentara Rusia mengalami beberapa keberhasilan taktis yang mengancam akan menjadi keberhasilan operasional ke arah Lysychansk dan Sievierodonetsk. Kota yang ada di tenggara, yakni Sievierodonetsk dan Bakhmut, terancam dikepung.
"(Mungkin) pemukiman akan ditinggalkan, ada kemungkinan kita akan mengalami kerugian besar," kata Arestovych.
Gaidai mengatakan, keluarga orang yang dimakamkan di kuburan massal akan dapat melakukan pemakaman kembali setelah perang. Bersamaan dengan itu, polisi mengeluarkan dokumen yang memungkinkan warga Ukraina mengamankan sertifikat kematian bagi orang yang mereka cintai.
Dalam pernyataan sebelumnya Gadai menyebut, jalan keluar dari Sievierodonetsk sedang diserang, tetapi untungnya bantuan kemanusiaan masih masuk. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, jumlah pasukan Rusia lebih banyak dari jumlah tentara Ukraina di beberapa wilayah bagian timur.
Donbas saat ini menjadi fokus perang sejak tiga bulan lalu. Strategi ini diambil setelah gagal merebut ibu kota Ukraina, Kyiv atau kota keduanya Kharkiv. Rusia berusaha mengambil kendali penuh atas Donbas, yang terdiri dari dua provinsi timur yang diklaim Moskow atas nama separatis, Luhansk dan Donetsk.
Rusia lancarkan invasi militer ke Ukraina pada 24 Februari dalam operasi khusus. Invasi itu dibalas oleh tentara Ukraina dengan melakukan perlawanan keras. Negara-negara Barat juga memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Rusia untuk memaksanya menarik pasukannya.
REUTERS
Baca juga: Kebijakan Bebas Visa bagi Warga Rusia ke Ukraina Bakal Dicabut
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.