TEMPO.CO, Jakarta - Ukraina mengumpulkan mayat tentara Rusia yang bergelimpangan di antara puing-puing bangunan, yang sebelumnya diduduki oleh pasukan Rusia. Ukraina rela menggunakan segala cara, mulai dari DNA hingga tato untuk memverifikasi identitas mereka, dengan harapan dapat menukar tawanan perang.
Relawan ikut membantu militer Ukraina mengumpulkan 60 mayat di wilayah timur laut Kharkiv, tempat pasukan Rusia mundur dalam beberapa pekan terakhir. Jenazah di susun di gerbong kereta berpendingin.
Kharkiv, berlokasi sekitar 240 km ke tenggara, tempat pasukan Ukraina bertahan melawan serangan intens di wilayah Donbas, Ukraina Timur.
Relawan mengumpulkan mayat tentara Rusia yang ditemukan di desa Vilkhivka setelah direbut kembali oleh Angkatan Bersenjata Ukraina, di wilayah Kharkiv, Ukraina, 9 Mei 2022. REUTERS/Julia Kochetova
Koordinator upaya pengumpulan jenazah tentara Rusia, Anton Ivannikov mengatakan jenazah terkadang digunakan sebagai bagian dari pertukaran tahanan. Mayat orang-orang yang terkait serta pejabat tinggi bisa sangat berharga untuk pertukaran.
"Kami mengumpulkan semua dokumen, semua kartu kredit. Apa pun yang akan membantu kami mengidentifikasi tubuh, termasuk tato dan DNA," kata Ivannikov, dikutip Reuters, Rabu, 25 Mei 2022.
"Di masa depan ini akan memberi tahu kami prajurit mana, brigade mana yang berada di wilayah ini, untuk pertukaran lebih lanjut," katanya. Ivannikov menambahkan, jenazah akan diberangkatkan menggunakan kereta api ke Kyiv, tempat tim negosiasi pertukaran.
Pada upaya pemulihan baru-baru ini di desa Mala Rohan, timur kota Kharkiv, para sukarelawan menggunakan tali untuk menyeret mayat dua tentara Rusia dari dalam sumur. Mereka berada di antara rumah-rumah yang rusak parah akibat penembakan.
Ivannikov mengatakan, setidaknya salah satu dari keduanya dalam kondisi tangan terikat. Kemungkinan, itu menandakan mereka telah dihukum sebagai pembelot. Dua sukarelawan membungkus mayat-mayat itu dengan terpal plastik putih dan mengangkatnya ke dalam ambulans yang sudah menunggu.
Para sukarelawan menggali mayat lain dari kuburan dangkal yang ditandai dengan papan karton darurat yang bertuliskan "Penghuni Rusia dimakamkan di sini" dengan nama tentara dan tanggal pemakaman.
Mayat keempat, salah satu dari 12 jenazah yang ditemukan di desa selama tiga hari, ditarik dari ruang bawah tanah rumah seorang perempuan. Ivannikov menyebut, dia ditinggalkan sendirian ketika rekan-rekannya mundur.
"Kemungkinan besar, dia menembak dirinya sendiri."
Kementerian Pertahanan Rusia belum menanggapi tuduhan tentara Rusia mungkin ditembak karena desersi. Mereka juga belum membalas pertanyaan apakah Rusia akan mempertimbangkan untuk menukar mayat dengan tawanan perang Ukraina.
Moskow menyebut tindakannya sebagai "operasi khusus" untuk melucuti senjata tetangganya. Kyiv mengatakan tidak pernah mengancam Rusia dengan cara apa pun dan mengatakan serangan itu benar-benar tidak beralasan.
REUTERS
Baca juga : Miliarder George Soros Ingatkan Invasi Rusia Bisa Jadi Perang Dunia III
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.