TEMPO.CO, Jakarta -Salvador Ramos, pria bersenjata berusia 18 tahun pelaku penembakan yang menewaskan 19 murid dan dua orang dewasa di sebuah sekolah dasar di Kota Uvalde, Texas, Amerika Serikat, dilaporkan menembak neneknya sebelum datang ke sekolah.
Penyelidik mengatakan mereka yakin Ramos menembak neneknya sebelum pergi ke sekolah.
"Dilaporkan bahwa subjek menembak neneknya tepat sebelum dia pergi ke sekolah," kata Gubernur Greg Abbott seraya menambahkan, "Saya tidak memiliki informasi lebih lanjut tentang hubungan antara kedua penembakan itu."
Ramos, seorang siswa SMA Uvalde, juga melukai orang lain, termasuk dua polisi, sebelum dia ditembak mati oleh polisi, kata Abbott. Abbott juga mengatakan tersangka bertindak sendiri.
Abbot menambahkan penembakan dimulai sekitar tengah hari. “Pelaku diyakini meninggalkan kendaraannya dan masuk ke Sekolah Dasar Robb di Uvalde dengan pistol, dan dia mungkin juga membawa senapan."
Motif pembantaian itu tidak segera diketahui. Rumah Sakit Universitas di San Antonio mengatakan telah menerima dua pasien dari penembakan di Uvalde, seorang wanita berusia 66 tahun dan seorang gadis berusia 10 tahun, keduanya terdaftar dalam kondisi kritis.
Mayoritas korban penembakan adalah anak-anak berusia antara 6-10 tahun. Penembak Salvador Ramos adalah penduduk komunitas Latino sekitar 135 kilometer barat San Antonio, kata laporan.
Ini adalah serangan paling mematikan sejak penembakan SMA Marjory Stoneman Douglas 2018 di Parkland, Florida, di mana 17 orang tewas, menurut CNN.
Baca juga: Penembakan di Texas, 18 Anak-anak Tewas
SUMBER: THE HINDUSTAN TIMES