TEMPO.CO, Jakarta - Arab Saudi meyakinkan akan tetap menjaga hubungan perdagangannya, baik dengan Ukraina maupun Rusia. Hal itu dipastikan oleh Menteri Ekonomi dan perencanaan Arab Saudi Faisal Al-Ibrahim pada Selasa, 24 Mei 2022 disela-sela KTT World Economic Forum (WEF).
Dalam wawancara dengan surat kabar Nikkei, Al-Ibrahim mengatakan sanksi dari negara-negara Barat terhadap Rusia bersifat unilateral dan akan tetap seperti itu. Al-Ibrahim pun memuji peran Moskow dalam OPEC+format, yang menyatukan para eksportir minyak.
Menurut Al-Ibrahim, Riyadh tidak punya rencana untuk menaikkan output minyaknya demi mendorong turunnya harga minyak. Pihaknya saat ini fokus pada stabilitas suplai ketimbang memasok lebih banyak minyak. Dia berpandangan situasi pasar energi internasional akan lebih buruk jika tanpa upaya dari OPEC.
Amerika Serikat, Uni Eropa dan sekutu-sekutunya menjatuhkan Moskow dengan sanksi, yang belum pernah terjadi sebelumnya menyusul invasi Rusia ke Ukraina. Sanksi-sanksi tersebut menargetkan sektor keuangan dan perbankan serta industri penerbangan Rusia.
Sanksi juga secara pribadi mengincar para pejabat pemerintah, tokoh masyarakat dan para pengusaha kelas kakap Rusia.
Amerika Serikat dan Kanada sudah melarang impor minyak Rusia, sedangkan Uni Eropa masih mendebatan permasalahan ini. Kebijakan menghentikan impor minyak Rusia ini, ditentang oleh Hongaria.
Pada Selasa, 24 Mei 2022, Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen mengatakan negara-negara anggota Uni Eropa masih terus membeli minyak Rusia yang seharusnya bisa mencegah Moskow mengambil pasar dunia dan mencegah Negeri Beruang Merah itu mendapat untung dari kenaikan harga-harga.
Sumber: RT.com
Baca juga: Minyak Naik Tipis ke USD 112,55 per Barel, Ini 2 Faktor Penyebabnya
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.