TEMPO.CO, Pyongyang -Korea Utara memilih mrmprioritaskan ramuan tradisional buat penangkal Covid-19 ketimbang mendapatkan vaksinasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Korut diketahui menolak jutaan vaksin Covid-19 yakni Sinovac dan AstraZeneca yang akan dikirimkan WHO. Penolakan ini memiliki alasan.
Korea Utara berdalih negaranya tidak begitu membutuhkan vaksin karena tidak memiliki kasus dan menyebut masih banyak negara lain yang lebih membutuhkan vaksin dibanding negaranya.
Di hadapan UNICEF, negara pimpinan Kim Jong Un itu menyebutkan bahwa penolakan ini didasari oleh kelangkaan vaksin di dunia. Korut menyebut bahwa vaksin itu harus terlebih dahulu diprioritaskan kepada negara-negara yang lebih membutuhkan.
"Kementerian publik Korut menunjuk pada pasokan global yang terbatas untuk vaksin dan lonjakan virus yang berkelanjutan di tempat lain," ujar UNICEF Beberapa waktu lalu.
Meski begitu, pemerintah Korea Utara tidak kehabisan akal dalam melawan pandemi. Kim meminta pemerintah Korut untuk mempersiapkan "sistem pencegahan epidemi dengan gaya kita sendiri."
"Pejabat harus mengingat bahwa pengetatan pencegahan epidemi adalah tugas yang sangat penting yang tidak boleh dilonggarkan bahkan untuk sesaat," ujar Kim sebagaimana dikutip media propaganda Korut, KCNA.
Melansir dari Reuters, Selasa 24 Mei 2022. Untuk mengobati Covid dan gejalanya, surat kabar partai penguasa Rodong Sinmun merekomendasikan pengobatan tradisional seperti teh jahe atau honeysuckle dan minuman daun willow.
Disarankan orang dengan gejala ringan untuk menyeduh 4 hingga 5 gram daun willow atau honeysuckle dalam air panas dan meminumnya tiga kali sehari.
"Perawatan tradisional adalah yang terbaik!" kata seorang wanita mengatakan kepada penyiar negara, menambahkan anak-anak mereka berkumur dengan air asin setiap pagi dan malam.
Berikutnya: Seorang warga lanut usia di Ibu Kota Pyongyang...