TEMPO.CO, Jakarta -Kementerian luar negeri Palestina secara resmi meminta Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk menyelidiki pembunuhan jurnalis veteran Al Jazeera Shireen Abu Akleh.
“Kami telah mendokumentasikan [kejahatan] dan menyerahkan file tentang itu ke jaksa ICC bersama dengan pelanggaran Israel lainnya,” kata Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki kepada Anadolu Agency pada Senin.
Al-Maliki meminta pengadilan yang berbasis di Den Haag untuk menambahkan kematian Abu Akleh ke kejahatan lain yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina dan memfasilitasi penyelidikan resmi untuk meminta pertanggungjawaban Israel.
Pada 11 Mei, Abu Akleh, 51 tahun, sedang meliput serangan militer Israel di dekat kamp pengungsi Jenin di wilayah pendudukan Tepi Barat ketika dia ditembak mati. Saluran televisi Al Jazeera yang berbasis di Qatar dan beberapa saksi mata mengatakan Abu Akleh, yang mengenakan helm dan rompi biru bertanda "PRESS", dibunuh dengan darah dingin oleh pasukan Israel.
Insiden ini menuai kecaman internasional dan menuntut penyelidikan yang transparan. Tel Aviv telah membantah membunuhnya, tetapi mengatakan jika tentara Israel memang benar menembak Abu Akleh maka tidak ada kejahatan kriminal yang harus diselidiki.
“Kami meminta ICC untuk mengadopsi laporan ini untuk mempercepat penyelidikan dan membawa penjahat dan pembunuh ke pengadilan internasional,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Palestina pada Senin lalu seperti dilansir Al Jazeera.
Kemarahan atas kematiannya diperparah ketika pasukan Israel yang memegang tongkat memukuli pengusung jenazah yang membawa peti mati Abu Akleh yang ditutupi oleh bendera Palestina di Yerusalem Timur.
Mustafa Barghouti, sekretaris jenderal Inisiatif Nasional Palestina, menuduh ICC melakukan standar ganda dalam menangani kasus-kasus yang diajukan oleh warga Palestina.
“Kami telah memberikan informasi selama 13 tahun terakhir tetapi penyelidikan belum dimulai. Dan dalam waktu kurang dari dua bulan, ICC telah mengirim 42 penyelidik ke Ukraina,” kata Barghouti, mantan menteri informasi Palestina.
Baca juga: Israel Larang Muslim Hadiri Pemakaman Jurnalis Aljazeera Shireen Abu Akleh
SUMBER: AL JAZEERA