TEMPO.CO, Jakarta -Denmark berjanji menyediakan rudal anti-kapal Harpoon dan peluncur ke Ukraina. Hal ini diumumkan oleh Amerika Serikat seperti dilansir Reuters pada Selasa 24 Mei 2022.
Untuk pertama kali sejak invasi Rusia pada Februari, Kyiv akan menerima senjata buatan Amerika Serikat yang secara signifikan memperluas jangkauan serangannya.
Ukraina telah meminta senjata yang lebih canggih seperti pertahanan udara, rudal anti-kapal dan roket jarak jauh. Namun, sejauh ini sebagian besar bantuan diberikan dalam sistem jarak pendek seperti senjata anti-tank dan artileri Javelin.
Harpoon, yang dibuat oleh Boeing Co. dapat digunakan untuk mendorong angkatan laut Rusia menjauh dari pelabuhan di Laut Hitam. Hal ini memungkinkan ekspor gandum dan produk pertanian lainnya Ukraina untuk dilanjutkan.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin berterima kasih kepada Denmark yang akan menyediakan peluncur Harpoon dan rudal untuk membantu Ukraina mempertahankan pantainya. Tapi, Kementerian Pertahanan Denmark hingga kini belum mengeluarkan pernyataan.
Pekan lalu Reuters melaporkan bahwa Amerika Serikat berusaha membantu Ukraina lebih banyak rudal anti-kapal dengan jangkauan lebih dari 100 kilometer, karena pelabuhannya diblokade oleh kapal dan ranjau Rusia.
“Ini adalah langkah penting dan terukur untuk meningkatkan kemampuan dan intensitas operasional Ukraina melawan Rusia,” kata Tom Karako, rekan senior di Pusat Studi Strategis dan Internasional dan direktur Proyek Pertahanan Rudal.
Sumber-sumber Kongres dan seorang pejabat AS mengatakan rudal anti-kapal Neptunus Ukraina kekurangan pasokan, sehingga Harpoon menawarkan Ukraina lebih banyak kemampuan untuk mendorong kapal-kapal Rusia kembali dan memulai operasi penghilangan ranjau.
Dengan rudal Harpoon, Ukraina kemungkinan akan bergantung pada negara lain untuk menargetkan data untuk menggunakan sistem secara efektif melawan kapal pada jarak yang lebih jauh, kata Karako.
Sejumlah negara bersedia mengirim Harpoon ke Ukraina, kata pejabat AS dan sumber Kongres. Namun, seorang pejabat AS mengatakan tidak ada negara yang ingin menjadi negara pertama atau satu-satunya yang mengirim Harpoon, karena takut akan pembalasan dari Rusia jika sebuah kapal ditenggelamkan dengan Harpoon dari persediaan mereka.
Baca juga: Ukraina Kesampingkan Gencatan Senjata, Rusia Gempur Donbas
SUMBER: REUTERS