TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Partai Buruh Anthony Albanese, yang bakal menjadi Perdana Menteri Australia berdasarkan hasil pemilu, berjanji akan menyatukan warga Benua Kanguru itu.
"Saya ingin menyatukan negara," kata Albanese kepada wartawan saat dia meninggalkan rumahnya pada Sabtu malam untuk menghadiri perayaan Partai Buruh di Sydney, Sabtu, 21 Mei 2022.
"Saya pikir orang-orang ingin bersatu, mencari kepentingan bersama, melihat ke arah tujuan bersama itu. Saya pikir orang-orang sudah cukup terpecah, apa yang mereka inginkan adalah bersatu sebagai sebuah bangsa dan saya berniat untuk memimpin itu," kata Albo, demikian ia biasa disapa, seperti dikutip Reuters.
Partai Buruh meraih kemenangan dalam pemilihan yang digelar Sabtu setelah sembilan tahun menjadi oposisi.
Sebelumnya, perdana menteri dari koalisi konservatif Scott Morrison mengakui kekalahan dalam pemilihan hari Sabtu dan mengucapkan selamat kepada Albanese atas kemenangannya.
Albo dibesarkan seorang ibu tunggal, lahir dalam kehidupan di perumahan umum, dan mencapai ambisi lama menjadi Perdana Menteri.
Dia menggantikan Morrison dan menjadi orang ke-31 yang memegang posisi teratas Australia.
Seorang politisi karir, Albanese tiba di Canberra ketika John Howard naik ke tampuk kekuasaan pada tahun 1996.
Dia belajar ekonomi di universitas tetapi sepertinya selalu ditakdirkan untuk berkarir di bidang politik.
"Saya keluar [dari rahim] dengan tiga keyakinan besar - Partai Buruh, Gereja Katolik dan Kelinci Sydney Selatan," kata Albanese selama pemilihan seperti ditulis ABC News.
Pemimpin Partai Buruh ini telah menghabiskan sebagian besar karir politiknya di garis depan politik ALP – meskipun sebagian besar dihabiskan sebagai oposisi.
Selama 26 tahun berpolitik, hanya enam tahun di pemerintahan, termasuk sebagai wakil Perdana Menteri Kevin Rudd pada periode kedua berkuasa.
Pria 59 tahun itu memiliki seorang putra dan telah bercerai. Dia menjalin hubungan dengan Jodie Haydon, yang dia temui pada 2019, tahun yang sama dia menjadi pemimpin Partai Buruh.
Albanese pertama kali maju pemilihan ketua Partai Buruh pada 2013 tetapi kalah dari Bill Shorten, yang menjabat dua periode.
Sebagai pemimpin, dia sengaja tidak menonjolkan diri dan bersikeras dia akan "menendang dengan angin" saat pemilihan semakin dekat.
Sejumlah anggota Partai Buruh takut dia adalah makhluk oposisi dan tidak memiliki apa yang diperlukan untuk memimpin pemerintahan.
Albanese mengalami transformasi besar setelah kecelakaan mobil di awal tahun 2021. Dia kehilangan berat badan dan bersikeras bahwa dia "lapar" untuk menjadi PM.
Ketika pandemi berlanjut, Albanese memanfaatkan masalah peluncuran vaksin Covid-19 dan ketersediaan alat tes antigen untuk menaikkan popularitasnya.
Naiknya tingkat pengangguran, melonjaknya biaya hidup dan jatuhnya upah riil menjadi bahan penting untuk memojokkan pemerintahan.
Albanese menjadi Perdana Menteri Australia pada saat inflasi melonjak, pengangguran rendah dan anggaran dengan utang 1 triliun dolar. Dia adalah anggota dari faksi kiri dan mewakili daerah Grayndler, Sydney.
Reuters | ABC News