TEMPO.CO, Jakarta - Pemilu Australia akan digelar Sabtu, 21 Mei 2022. Dalam jajak pendapat terakhir, koalisi konservatif yang berkuasa mempersempit kesenjangan dengan oposisi utama Partai Buruh.
Keunggulan Partai Buruh kiri-tengah atas koalisi Liberal-Nasional telah menyusut menjadi 51-49% dari 54-46% dua minggu lalu, demikian hasil jajak pendapat yang dilakukan untuk Sydney Morning Herald, Rabu, 18 Mei 2022.
Jajak pendapat yang dilakukan Guardian menunjukkan keunggulan Partai Buruh telah merosot menjadi 48-46% dari 49%-45% dua minggu lalu.
Perdana Menteri Scott Morrison menggambarkan tren pra-jajak pendapat sebagai "sangat menggembirakan", sementara Partai Buruh mengakui pemilihan akan "sangat ketat".
Kenaikan biaya hidup telah mendominasi topik bagian akhir kampanye dengan para pemilih menilainya sebagai masalah paling kritis dalam beberapa jajak pendapat.
Pertumbuhan upah Australia naik tipis pada kuartal terakhir, data yang keluar pada hari Rabu menunjukkan, bahkan ketika pasar tenaga kerja yang ketat dan rekor lowongan meningkatkan persaingan untuk pekerja.
Tapi inflasi harga konsumen telah meningkat dua kali lebih cepat dari upah, membuat pendapatan riil tetap merah.
"Saya telah sangat jujur dengan orang Australia tentang tantangan ekonomi yang kita hadapi ... Buruh tidak memiliki peluru ajaib dalam hal ini, mereka tidak memiliki pena ajaib atau tongkat ajaib," kata Morrison kepada wartawan di Victoria.
Pemimpin oposisi Anthony Albanese menyalahkan salah urus pemerintah atas lambatnya kenaikan upah dan guncangan inflasi.
"Pekerja Australia membayar harga untuk satu dekade kebijakan buruk dan kegagalan ekonomi, sementara Scott Morrison mengatakan dia harus diberi hadiah tiga tahun lagi karena dia baru memulai," kata Albanese.
Hampir 6 juta dari 17 juta pemilih telah memberikan suara mereka melalui surat suara atau pemungutan suara langsung, data resmi menunjukkan.
Tambahan 1,1 juta suara pos telah diterima sejauh ini dibandingkan pemilu 2019. Jika pemilihan berlangsung ketat seperti hasil jajak pendapat, maka perlu waktu lebih lama untuk bisa tahu pemenang pemilu Australia kali ini.
Reuters