TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Pakistan menangkap seorang yang diduga akan melakukan serangan bom bunuh diri di dekat konvoi warga asal Cina di sepanjang Koridor Ekonomi China Pakistan (CPEC).
Penangkapan pada Senin, 16 Mei 2022 itu terjadi dua minggu setelah seorang wanita pelaku bom bunuh diri melakukan serangan di sebuah kampus universitas di Karachi, menewaskan tiga guru Cina dan sopir Pakistan mereka.
Polisi menangkap terduga teroris itu di provinsi Balochistan barat daya yang berbatasan dengan Afghanistan dan Iran, kata pernyataan polisi Pakistan.
Terduga pelaku adalah anggota kelompok separatis Tentara Pembebasan Baloch (BLA), yang mulai menggunakan militan wanita sebagai pelaku bom bunuh diri, kata polisi. Ini adalah sebuah fenomena baru bagi polisi kontra-terorisme yang lebih terbiasa menangani serangan seperti itu oleh militan Islam.
"Wanita itu ingin menargetkan konvoi warga negara Cina," kata polisi, dan menambahkan serangan itu direncanakan di sepanjang rute Koridor Ekonomi-Pakistan China (CPEC).
Polisi menemukan bahan peledak dan detonator dari wanita itu dan terungkap rencananya untuk menargetkan warga negara Cina. Tidak ada bukti lain yang dihasilkan untuk mendukung tuduhan polisi.
Pembom bunuh diri Karachi juga anggota BLA, kata pernyataan polisi.
Cina adalah sekutu dekat Pakistan dan CPEC adalah investasi infrastruktur di Pakistan bernilai $65 miliar, bagian dari proyek Belt and Road Initiative Beijing untuk mencari rute perdagangan darat dan laut yang terhubung dengan seluruh dunia.
Balochistan adalah rumah bagi pelabuhan laut dalam di kota Gwadar, yang dikembangkan Beijing di bawah CPEC.
Gerilyawan separatis Baloch mengatakan mereka telah berjuang selama beberapa dekade untuk mendapatkan bagian yang lebih besar dari tambang regional dan sumber daya mineral.
Mereka menyerang pabrik gas, infrastruktur, pasukan keamanan dan kepentingan Cina, yang mereka katakan sama dengan pendudukan tanah dan sumber daya mereka atas nama pembangunan.
Serangan mereka terhadap warga negara Cina telah terjadi sejak jatuhnya ibu kota Afghanistan ke tangan kelompok Islam Taliban pada Agustus tahun lalu.
Taliban menyangkal tuduhan Pakistan bahwa separatis menggunakan tanah Afghanistan untuk melatih gerilyawan dan merencanakan serangan.
Pakistan juga menyalahkan rival bebuyutannya, India, karena mendukung pemberontak, tuduhan yang dibantah New Delhi.
Reuters