TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari satu juta orang di Pyongyang, Korea Utara mengalami demam. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sudah memerintahkan lockdown dalam upaya memperlambat penyebaran penyakit pada warga yang belum disuntik vaksin virus corona.
Tanda ini memperlihatkan betapa seriusnya situasi yang mungkin benar dihadapi Korea Utara. Kim bahkan sampai mengkritik petugas kesehatan untuk hal yang dia sebut gagal mencegah epidemik, khususnya gagal membuat apotek buka 24 jam seminggu untuk mendistribusikan obat.
Sebuah bus didesinfeksi di tengah kekhawatiran atas penyebaran virus corona di Pyongyang, Korea Utara, 22 Februari 2020. Kyodo via REUTERS
Kim menempatkan dirinya di garda depan dan pusat tanggap penyakit Korea Utara. Dia pun menggelar rapat darurat politbuto untuk membahas wabah ini, yang dia sebut telah menyebabkan pergolakan besar.
Kantor berita KCNA mewartakan, per 15 Mei ada 50 orang di Korea Utara yang meninggal. Tercatat juga ada 1.213.550 kasus orang dengan gejala demam.
Bukan hanya itu, lebih dari 500 ribu warga Korea Utara dilaporkan sedang menjalani perawatan medis.
Korea Utara mempertahankan blokade virus corona yang kaku sejak pandemi
Covid-19 dimulai. Namun dengan penyebaran varian Omicron besar-besaran, para ahli mengatakan tidak dapat dihindari kalau Covid-19 akan menyelinap masuk.
Kim menyebut kegagalan untuk mendistribusikan obat dengan sepatutnya karena kabinet dan petugas kesehatan masyarakat dianggap belum menyingsingkan lengan baju mereka dan tidak mengenali krisis saat ini.
Kim pun menyebut cara kerja mereka tidak bertanggung jawab.
Sumber : France24