TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud memenangkan kursi kepresidenan lagi dalam pemungutan suara yang dilakukan anggota parlemen Somalia pada Minggu, 15 Mei 2022, di sebuah hanggar bandara. Mohamud mengalahkan Presiden incumbent Mohamed Abdullahi Mohamed dengan raihan 214-110 suara.
Proses pemungutan suara dilakukan sampai tiga kali putaran, yang mana hasil akhirnya dikonfirmasi sekitar tengah malam.
Hassan Sheikh Mohamud. REUTERS
Mohamud, yang kini berusia 66 tahun, pernah menjadi Presiden Somalia periode 2012 hingga 2017. Menyambut kemenangan Mohamud, para pendukungnya rela menentang jam malam dengan membanjiri jalan-jalan ibu kota Mogadishu. Mereka bersorak dan menembakkan senjata ke udara.
"Kami harus bergerak maju, kami tidak perlu dendam. Tidak ada balas dendam," kata Mohamud dalam pidato kemenangannya dari kompleks bandara di Ibu Kota Mogadishu yang di patroli oleh pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika (AU)
Sang mantan juru kampanye pendidikan dan aktivis perdamaian itu menghadapi tugas berat di periode keduanya menjabat. Somalia, negara berpenduduk 15 juta orang, telah menderita kekeringan terburuk dalam empat dekade dan telah mengalami konflik yang tidak pernah berakhir sejak 1991.
Somalia juga telah mengalami konflik dan pertempuran klan tanpa pemerintah pusat yang kuat sejak jatuhnya diktator Mohamed Siad Barre pada 1991. Pemerintah memiliki sedikit kendali di luar ibu kota dan kontingen Angkatan Udara menjaga "Zona Hijau" bergaya Irak.
Gairah akan adanya perubahan juga dinilai rendah. Walaupun pemilihan itu sukses, banyak warga Somalia yang skeptis dengan perbaikan nyata.
Sebagian besar dari 36 kandidat adalah wajah-wajah lama yang didaur ulang dari masa lalu yang tidak banyak berbuat untuk membendung perang dan korupsi, keluh mereka. Pengamat dan masyarakat Somalia menilai, bagaimanapun pemilihan umum lebih dipengaruhi oleh uang yang berpindah tangan daripada platform politik.
"Hassan Sheikh tidak baik, tapi dia pilihan baik di antara yang terburuk. Kami berharap Somalia akan lebih baik," kata Halima Nur, ibu empat anak di Mogadishu.
"Kami berharap Hassan Sheikh Mohamud kali ini akan meningkat dan menjadi pemimpin yang lebih baik. Kami berharap Somalia akan damai, meskipun ini mungkin memakan waktu," kata mahasiswa Mohamed Ismail.
Adapun pemungutan suara kali ini sempat ditunda lebih dari satu tahun karena perselisihan dalam pemerintahan. Pemilihan yang didukung PBB itu, harus diadakan bulan ini untuk memastikan program Dana Moneter Internasional senilai US$400 juta.
Selama putaran pertama pemungutan suara, ledakan dari mortir terdengar di dekat lokasi tetapi tidak mengganggu proses. Tidak ada klaim tanggung jawab, tetapi Somalia biasa menyerang lembaga-lembaga negara dari militan al Shabaab.
Setelah pertarungan panjang pertikaian di dalam pemerintahan, konflik kadang-kadang meluas ke pertempuran senjata antara faksi-faksi pasukan keamanan. Pemimpin yang akan datang dinilai harus berusaha untuk membuat catatan baru.
Lahir di wilayah Hiran, Somalia tengah, Mohamud memiliki gelar S2 jurusan pendidikan teknik dari Universitas Barkatullah, India. Dia ikut mendirikan universitas SIMAD di Mogadishu.
Ketika menjadi presiden, Mohamud sempat mendapat pujian karena mengusir al Shabaab keluar dari beberapa kota. Walau begitu, dia tetap dianggap gagal memberikan pukulan telak kepada para militan yang sekarang menguasai petak-petak Somalia dan menjalankan bisnis pemerasan yang menguntungkan.
Sumber : reuters
Baca juga: Elon Musk Sebut VW Produsen Mobil Listrik Terbesar Kedua Setelah Tesla
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/