TEMPO.CO, Jakarta - Penembakan massal kembali terjadi di Amerika Serikat. Seorang pria bersenjata yang melepaskan tembakan di dalam sebuah gereja California Selatan pada hari Minggu, 15 Mei 2022. Akibatnya satu orang tewas dan empat korban lainnya dalam kondisi kritis. Pelaku penyerangan berhasil dilumpuhkan oleh jemaat gereja yang mengikatnya untuk mencegah pertumpahan darah lebih lanjut.
Penembakan terjadi pada pukul 13.26 WIB di dalam Gereja Presbiterian Jenewa di Laguna Woods, California, sekitar 50 mil tenggara Los Angeles. Anggota gereja ini sebagian besar adalah pensiunan dan komunitas Asia.
Sebagian besar korban adalah orang Taiwan, namun para pejabat berwenang masih menyelidiki apakah mereka menjadi sasaran, kata Carrie Braun, juru bicara Departemen Sheriff Orange County. Motif penembakan itu belum jelas benar.
Empat korban berada dalam kondisi kritis dan satu orang menderita luka ringan. Sementara satu korban tewas ditemukan di dalam gereja oleh pihak berwenang.
Pria bersenjata itu adalah seorang pria Asia berusia 60-an. Ia menembak ke dalam gereja sementara para anggotanya makan siang setelah kebaktian pagi, kata Wakil Sheriff Jeff Hallock dari Departemen Sheriff Orange County pada konferensi pers.
Sekelompok pengunjung gereja mengalahkan pria bersenjata itu, mengikatnya dengan kabel ekstensi dan menyita dua senjata. “Jemaat gereja itu menunjukkan kepahlawanan dan keberanian luar biasa untuk menghentikan tersangka,” kata Undersheriff Hallock. “Mereka tidak diragukan lagi mencegah cedera dan kematian bertambah.”
Dia menambahkan bahwa penyelidik tidak percaya pria bersenjata itu tinggal di kota Laguna Woods, yang didirikan pada tahun 1999.
Pihak berwenang sedang mewawancarai lebih dari 30 orang yang berada di dalam gereja selama penembakan itu. Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api dan Bahan Peledak mengatakan di Twitter bahwa mereka membantu penyelidikan.
Dalam serangkaian pesan teks pada hari Minggu, Pendeta Albany Lee, yang memimpin Gereja Presbiterian Taiwan Irvine,mengatakan bahwa jemaat tak ada yang mengenali pelaku penembakan. Seorang resepsionis bertanya kepada pria bersenjata itu sebelum penembakan. “Dia bilang pernah ke sini sebelumnya," kata Lee.
Lee mengatakan bahwa orang yang menaklukkan pria bersenjata itu adalah seorang pendeta yang memimpin kebaktian pada hari Minggu. Pendeta itu, yang tidak terluka, puji Tuhan," ujarnya.
Penembakan massal di gereja itu hanya sehari sehari setelah peristiwa serupa di Buffalo, New York. Sebelumnya seorang remaja pria berusia 18 tahun menembaki pengunjung supermarket. Sebanyak 10 orang tewas dan lainnya terluka. Korban seluruhnya adalah orang kulit hitam.
Baca: Pelaku Penembakan di Supermarket New York Siarkan Aksinya di Media Sosial
NY TIMES | CNN