TEMPO.CO, Jakarta - Partai Sosial Demokrat yang berkuasa di Swedia siap mendukung negaranya bergabung dengan NATO. Sosial Demokrat meminta Swedia untuk segera mengajukan keanggotaan pakta pertahanan yang dipimpin Amerika Serikat, setelah sekian lama non-blok.
Selama seminggu terakhir, Sosial Demokrat telah mengadakan debat internal untuk menjatuhkan oposisi lama terhadap keanggotaan NATO. Kepemimpinan partai sendiri, yang mengatakan akan memutuskan pada hari Minggu, 15 Mei 2022, demikian laporan Reuters.
Sosial Demokrat sendiri dipimpin oleh Perdana Menteri Magdalena Andersson. Partai itu jadi yang terbesar dalam setiap pemilihan selama seabad terakhir.
Dukungan untuk bergabung dengan aliansi akan menguasai mayoritas luas di Riksdag Swedia dengan banyak oposisi sudah mendukung. Permohonan resmi oleh pemerintah minoritas Andersson bagaimanapun dipastikan akan menyusul.
Wacana Swedia untuk bergabung dengan NATO mengencang setelah invasi Rusia terhadap Ukraina. Bersama negara tetangga Eropa Utara, Finlandia, Swedia akan rela melepas status netralnya sejak Perang Dingin.
Presiden Sauli Niinisto dan Perdana Menteri Sanna Marin dari Finlandia telah mengumumkan kepastian negaranya untuk bergabung dengan aliansi militer NATO. Dalam sebuah pernyataan bersama yang dibagikan Kamis, 12 Mei 2022, kedua pemimpin itu mengatakan, rencana Finlandia untuk gabung segera terealisasi, setelah proses birokrasi di dalam negeri selesai.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kepada Presiden Finlandia Sauli Niinisto bahwa membuang netralitas dan bergabung dengan NATO merupakan kesalahan yang dapat merusak hubungan antara kedua negara.
Kedua pemimpin negara bertetangga itu berbicara melalui telepon dua hari setelah Finlandia menyatakan niatnya untuk bergabung dengan aliansi Barat, Sabtu, 14 Mei 2022.
Kementerian luar negeri Rusia mengatakan pada Kamis, Moskow akan dipaksa untuk mengambil langkah-langkah timbal balik, teknis militer dan lainnya, untuk mengatasi ancaman yang dihasilkan terhadap keamanan nasional. Kemlu Rusia menuduh NATO berusaha untuk menciptakan sisi lain untuk ancaman militer ke Rusia.
Wacana Swedia untuk bergabung dengan NATO mengencang setelah invasi Rusia terhadap Ukraina. Bersama negara tetangga Eropa Utara, Finlandia, Swedia akan rela melepas status netralnya sejak Perang Dingin.
Meskipun jadi mitra NATO sejak Rusia mencaplok Krimea pada 2014, negara-negara Nordik itu memilih untuk tidak ikut campur dengan aliansi dalam keanggotaan.
Akan tetapi, invasi Rusia ke Ukraina telah memaksa Swedia dan Finlandia untuk meninjau ulang apakah netralitas militer mereka dengan tidak bergabung ke NATO, masih merupakan cara terbaik untuk memastikan keamanan nasional.
Baca: Turki Tuding Swedia dan Finlandia Dukung Kelompok Pemberontak: Keterlaluan
REUTERS