TEMPO.CO, Jakarta - Delegasi Hamas Palestina mengunjungi Moskow pada 4 Mei 2022. Dalam kunjungan tersebut Hamas mengadakan pembicaraan dengan pejabat Rusia di wisma Kementerian Luar Negeri Rusia. Pembicaraan berakhir pada 5 Mei.
Dilansir dari Al Monitor, Sabtu, 14 Mei 2022, kunjungan Hamas ke Moskow terjadi pada saat hubungan Rusia dan Israel tegang. Sebabnya Israel ikut mengutuk perang Rusia Ukraina.
Delegasi Hamas dipimpin oleh kepala kantor hubungan internasional Moussa Abu Marzouk. Termasuk dalam rombongan adalah anggota biro politik gerakan, terutama Fathi Hammad dan Hussam Badran.
Hubungan antara Moskow dan Tel Aviv memburuk setelah Tel Aviv mengutuk serangan Rusia terhadap Ukraina. Invasi itu disebut pelanggaran mencolok terhadap tatanan internasional.
Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh Russia Today pada 15 April 2022, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa Israel sedang mencoba mengeksploitasi situasi di sekitar Ukraina, untuk mengalihkan perhatian masyarakat internasional dari konflik Palestina-Israel. Konflik Palestina Israel merupakan salah satu konflik tertua yang belum terselesaikan.
Pada 4 Mei 2022, Presiden Israel Isaac Herzog menuntut agar Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov meminta maaf atas pernyataan yang tentang Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky keturunan Yahudi. Zelensky juga disebut berhubungan dengan Nazisme. Sebelumnya Rusia juga menyebut bahwa Hitler adalah keturunan Yahudi.
Ketegangan antara kedua belah pihak meningkat menyusul pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova selama wawancara dengan Radio Sputnik pada 4 Mei. Zalharova mengatakan bahwa tentara bayaran Israel bertempur di Ukraina berdampingan dengan para pejuang dari Batalyon Azov, yang dianggap sebagai salah satu lawan paling sengit dari pasukan Rusia.
Setelah bertemu dengan pejabat Rusia, Abu Marzouk memberi pernyataan kepada Al-Mayadeen TV. “Persamaan baru sedang diberlakukan hari ini dalam sistem global, dan ada peluang untuk mengubah status quo dalam sistem global untuk kepentingan yang tertindas di dunia.”
Dia menambahkan bahwa perubahan tatanan dunia akan mempengaruhi masa depan Israel.
Sebuah sumber terkemuka di Hamas yang berada di antara delegasi kunjungan ke Moskow mengatakan kepada Al-Monitor dengan syarat anonim bahwa kunjungan ini unik dan luar biasa. Sumber tersebut menjelaskan bahwa delegasi itu bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov dan lainnya di Dewan Federasi Rusia dan Senat. Dalam pembicaraan itu dibahas ihwal serangan Israel terhadap tempat-tempat suci Kristen dan Islam di Yerusalem.
“Pembicaraan dengan pejabat Rusia, bagaimanapun, lebih terfokus pada pengembangan dukungan Rusia untuk Palestina, membawa hubungan antara Hamas dan Moskow ke tingkat baru yang lebih maju, dan mematahkan pengepungan Israel yang diberlakukan di Jalur Gaza sejak 2007,” ujar sumber yang tak mau disebutkan namanya itu.
Delegasi Hamas di Moskow juga bertemu dengan ketua Dewan Iftaa di Rusia, Sheikh Rawi Ein al-Dein. Sheikh Rawi menegaskan simpati umat Islam di Rusia dengan Palestina dalam konflik dengan Israel. Ia mengatakan bahwa Muslim Rusia akan memberikan bantuan apa pun kepada Palestina.
Delegasi Hamas juga bertemu dengan pemimpin Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov, di Moskow. Dalam pertemuan pertama antara kedua belah pihak, bertujuan untuk meletakkan benih membangun hubungan antara Hamas dan Grozny, ibu kota Chechnya.
Walid al-Mudallal, seorang profesor ilmu politik di Universitas Islam Gaza, mengatakan kepada Al-Monitor, kecenderungan Moskow untuk menjalin hubungan dengan Hamas mungkin mendorong Tel Aviv untuk mengubah sikapnya terhadap perang di Ukraina.
Baca: 3 Warga Palestina Tewas Ditembak Polisi Israel, Serang Perayaan Hari Kemerdekaan
AL MONITOR