Keamanan lalu diperketat selama kunjungan Paus ke Turki, dan tidak ada upaya pembunuhan. Meski begitu, Pengadilan Turki memvonis Agca atas pembunuhan secara in absentia atau tanpa kehadiran tersangka. Agca pun menjadi buron.
Pada 9 Mei 1981, Agca naik pesawat dari Majorca ke Milan dan memasuki Italia dengan nama samaran. Ia menginap di sebuah hotel dekat Vatikan dan pada 13 Mei berjalan ke Lapangan Santo Petrus. Pada saat itulah ia menembak Paus Yohanes Paulus II dengan pistol otomatis Browning 9mm.
Sebuah catatan tulisan tangan ditemukan di sakunya yang berbunyi: “Saya membunuh Paus sebagai protes terhadap imperialisme Uni Soviet dan Amerika Serikat dan terhadap genosida yang sedang dilakukan di Salvador dan Afghanistan.”
Dihukum Seumur Hidup
Setelah ditangkap, Agca mengaku bersalah dan mengatakan bertindak sendiri. Pada Juli 1981, ia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Pada 1982, ia mengumumkan upaya pembunuhan kepada Paus adalah bagian dari konspirasi yang melibatkan dinas intelijen Bulgaria, yang diketahui bertindak atas nama Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti (KGB) atau badan intelijen Uni Soviet. Perlu diketahui, Paus Yohanes Paulus II adalah seorang anti-komunis pendukung serikat buruh Solidaritas di negara asalnya, Polandia.
Penembak Paus Yohanes Paulus II, Mehmet Ali Agca [Mirror.co.uk]
Sementara itu, Agca juga merusak pernyataannya sendiri dengan mengklaim ia adalah ‘Mesias baru’. Ia juga mengaku telah menemukan Tuhan, lalu ia mengungkap ketakutan akan keselamatannya sendiri.
Perilaku membingungkannya ini membuat pihak berwenang sulit menentukan apakah itu adalah bentuk ekspresi ketidakstabilan mental atau hanya rencana licik untuk menyembunyikan kebenaran di balik penembakan itu.
Terlepas dari itu, banyak pengamat masih percaya bila Agca adalah agen dinas rahasia Blok Timur. Pada awal 1980-an, dukungan setia Paus Yohanes Paulus II terhadap serikat buruh Solidaritas di Polandia adalah salah satu pukulan pertama dalam kejatuhan komunisme Blok Timur secara bertahap.
Sidang Agca di Roma, Italia berakhir pada 22 Juli 1981 dengan vonis hukuman seumur hidup untuk percobaan pembunuhan.
Setelah 19 tahun, Presiden Italia Carlo Azeglio Ciampi memberikan pengampunan negara pada Agca. Ciampi bertindak atas perintah Paus yang ingin menandai tahun Yobel dengan tindakan grasi penting.
Agca lalu diekstradisi ke Turki. Di sini, ia dipenjara selama 10 tahun atas pembunuhan jurnalis Turki Abdi Ipekci yang ditembak pada 1979. Berkat modifikasi hukum pidana Turki, penembak Paus Yohanes Paulus II itu pun dibebaskan lebih awal, sebagian karena perilaku baiknya di penjara.
AMELIA RAHIMA SARI | IRISH TIMES | HISTORY
Baca: Menara Lonceng Santo Paulus Yohanes II akan Jadi Landmark Kota Katolik Maumere