TEMPO.CO, Jakarta - Shireen Abu Akleh merupakan jurnalis senior Al Jazeera yang tewas ditembak Israel saat meliput operasi militer di Kota Jenin, tepi Barat. Tragedi 11 Mei 2022 itu menewaskan Akleh lewat tembakan peluru yang mengenai kepalanya saat Israel dan Palestina sedang tidak berkonfrontasi.
Mengutip Al Jazeera di laman aljazeera.com, usai tertembak Akleh sempat dilarikan ke rumah sakit dalam keadaan kritis, namun tak lama setelahnya ia dinyatakan meninggal pada pukul 07:15 (4:15 GMT), menurut Kementerian Kesehatan Palestina. Di tempat kejadian, wartawan Al Jazeera lainnya, Ali al-Samoudi turut terkena luka tembak di punggung.
Al-Samoudi dan jurnalis lain di tempat kejadian mengatakan tidak ada pejuang Palestina saat para jurnalis ditembak. Kesaksian ini yang kemudian mematahkan klaim Israel bahwa para jurnalis telah ditembak Palestina.
"Kami akan merekam operasi tentara Israel dan tiba-tiba mereka menembak kami tanpa meminta kami untuk pergi atau berhenti syuting. Peluru pertama mengenai saya dan peluru kedua mengenai Shireen, tidak ada perlawanan, militer Palestina sama sekali tidak di tempat kejadian," kata Al-Samoudi pada Kamis, 12 Mei 2022, seperti dikutip tempo.co dari aljazeera.com.
Profil Shireen Abu Akleh
Shireen Abu Akleh kelahiran Yerusalem, Israel, 3 Januari 1971 silam. Akleh, yang berkewarganegaraan ganda Palestina-Amerika mejadi salah satu koresponden lapangan pertama Al Jazeera yang bergabung sejak 1997.
Melansir dailynewscatcher.com, di masa muda, Akleh bersekolah di sekolah menengah di Beit Hanina, kemudian diterima di Universitas Sains dan Teknologi Jordan untuk belajar arsitektur, tetapi pindah ke Universitas Yarmouk di Yordania dan lulus dengan gelar sarjana jurnalisme cetak. Setelah lulus, Akleh memutuskan kembali ke Palestina.
Sebelum bergabung dengan Al Jazeera, Akleh lebih dulu bekerja sebagai jurnalis Radio Monte Carlo, Voice of Palestine, UNRWA, Amman Satellite Channel, dan MIFTAH. Setelahnya, pada 1997 ia mulai bekerja sebagai jurnalis Al Jazeera, dan menjadi reporter terkenal di saluran berbahasa Arab.
Shireen Abu Akleh, jurnalis Al Jazeera itu kemudian tinggal dan bekerja di Yerusalem Timur, ia bertugas melaporkan peristiwa-peristiwa besar yang berkaitan dengan Palestina, termasuk Intifadah Kedua dan politik Israel. Akleh juga sering melaporkan tentang pemakaman orang Palestina yang dibunuh pasukan Israel. Media BBC menggambarkan Akleh sebagai orang yang dikenal dan dikagumi, baik oleh pemirsa maupun rekan kerja.
DELFI ANA HARAHAP
Baca: Jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh akan Dimakamkan dengan Upacara Kenegaraan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.