TEMPO.CO, Jakarta - Para pengunjuk rasa di Sri Lanka membakar rumah-rumah milik 38 politisi dalam demonstrai yang berlangsung rusuh. Dilansir dari CNN, Rabu, 11 Mei 2022, polisi mengatakan selain dibakar, sebanyak 75 rumah lainnya dirusak.
Rakyat Sri Lanka marah kepada pemerintah akibat krisis ekonomi yang parah di negara tersebut. Mereka menentang jam malam yang diberlakukkan di seluruh negeri dan memprotes penanganan krisis ekonomi oleh pemerintah yang berujung pada kegagalan. Sri Lanka sedang dilanda krisis ekonomi terburuk sejak 1948.
Kementerian Pertahanan pada Selasa telah memerintahkan pasukan untuk menembak siapa pun yang ditemukan merusak properti negara atau menyerang pejabat. Kekerasan telah menyebabkan sedikitnya delapan orang tewas sejak Senin. Belum jelas apakah semua kematian terkait langsung dengan protes. Selain itu lebih dari 200 orang terluka dalam unjuk rasa yang berujung pada kekerasan tersebut.
Sri Lanka, negara berpenduduk 22 juta ini sedang bergulat dengan krisis ekonomi yang menghancurkan. Harga barang-barang kebutuhan sehari-hari melonjak dan terjadi pemadaman listrik besar-besaran selama berminggu-minggu. Sejak Maret, ribuan pengunjuk rasa anti-pemerintah turun ke jalan menuntut pemerintah untuk mengundurkan diri.
Militer harus menyelamatkan Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa dari persembunyiannya yang dikepung demonstran pada Selasa. Ia dilarikan beberapa jam setelah mengundurkan diri menyusul bentrokan antara pengunjuk rasa pro dan anti-pemerintah.
Pengunduran diri Rajapaksa terjadi setelah pendukung pemerintah dengan bersenjatakan tongkat, memukuli pengunjuk rasa di beberapa lokasi di seluruh ibu kota, meruntuhkan serta membakar tenda mereka. Peristiwa ini ditayangkan di televisi.
Banyak pengunjuk rasa mengatakan tujuan utama mereka adalah memaksa Presiden Gotabaya Rajapaksa, saudara perdana menteri, untuk mundur. Hingga kini tak ada tanda-tanda presiden akan mengundurkan diri.
Pada Selasa, Presiden Rajapaksa meminta warga untuk tetap tenang, menghentikan kekerasan dan tindakan balas dendam terlepas dari afiliasi politik manapun. "Semua upaya akan dilakukan untuk memulihkan stabilitas politik melalui konsensus, dalam amanat konstitusi untuk menyelesaikan krisis ekonomi," cuit Presiden Rajapaksa melalui Twitter.
Baca: Krisis Sri Lanka, Militer Perintahkan Tembak di Tempat untuk Padamkan Kerusuhan
CNN | ALJAZEERA